PANASONIC dikenal dengan beragam produk elektronik yang menawarkan terobosan baru. Pada ajang the Combined Exhibition of Advanced Technologies (Ceatec) 2009, pabrikan asal Jepang itu kembali menyuguhkan kejutan di ranah produk elektronik untuk rumah tangga.Dalam pameran consumer goods yang diselenggarakan pada 30 September sampai 4 Oktober lalu itu, Panasonic memperkenalkan Life Wall. Produk tersebut merupakan televisi berukuran 150 inci.
Life Wall dibuat sebagai peranti elektronik yang menyajikan kemewahan bagi penggunanya. Produk tersebut dilengkapi sistem home theatre 3D berkualitas gambar high definition.
Selain itu, Life Wall punya fasilitas yang benar-benar memanjakan pengguna. Untuk mengoperasikan Life Wall dari jarak jauh, tidak perlu digunakan remote control. Pengguna cukup melakukannya dengan tangan karena Life Wall memang mampu merespons gerakan tangan manusia. Life Wall tidak hanya bisa dipakai untuk menonton siaran televisi. Layar beresolusi 4.096 x 2.160 piksel itu berfungsi mirip laptop. Bisa dipakai untuk melakukan video call, melihat gambar, mengakses internet, hingga menggunakannya sebagai layar pengontrol kamera keamanan di rumah.
Bahkan, bila dalam kondisi standby, Life Wall juga bisa berfungsi sebagai bingkai lukisan digital raksasa. Gambarnya bisa berubah-ubah secara otomatis. Untuk standar keamanan, terdapat fitur face recognition. Life Wall akan aktif setelah mengenali wajah penggunanya. Pengoperasian fitur-fiturnya melalui gerakan tangan. Mirip yang dilakukan Tom Cruise dalam film Minority Report.
Secara lengkap, belum didapat penjelasan berapa jarak maksimal sensor Life Wall mengenali gerakan tangan pengguna ataukah pengguna harus menempelkan tangan di layar. Namun, kehadiran Life Wall cukup menjadi pesaing Sony dengan televisi berlayar OLED tipisnya.Sebenarnya Life Wall bukan kali pertama dikenalkan pada ajang Ceatec 2009. Dua tahun lalu, Panasonic telah menunjukkan produk serupa. Namun, tampilan fisiknya masih berupa rangkaian frameless plasma TV, tidak berlayar utuh seperti yang ditunjukkan di CEATEC 2009. Ketika itu, ukurannya ''masih'' 110 inci. Untuk mengakses fiturnya pun, masih butuh remote control. Bentuknya mirip controller milik Nintendo GameCube. (sumber : pontianakpost)
Life Wall dibuat sebagai peranti elektronik yang menyajikan kemewahan bagi penggunanya. Produk tersebut dilengkapi sistem home theatre 3D berkualitas gambar high definition.
Selain itu, Life Wall punya fasilitas yang benar-benar memanjakan pengguna. Untuk mengoperasikan Life Wall dari jarak jauh, tidak perlu digunakan remote control. Pengguna cukup melakukannya dengan tangan karena Life Wall memang mampu merespons gerakan tangan manusia. Life Wall tidak hanya bisa dipakai untuk menonton siaran televisi. Layar beresolusi 4.096 x 2.160 piksel itu berfungsi mirip laptop. Bisa dipakai untuk melakukan video call, melihat gambar, mengakses internet, hingga menggunakannya sebagai layar pengontrol kamera keamanan di rumah.
Bahkan, bila dalam kondisi standby, Life Wall juga bisa berfungsi sebagai bingkai lukisan digital raksasa. Gambarnya bisa berubah-ubah secara otomatis. Untuk standar keamanan, terdapat fitur face recognition. Life Wall akan aktif setelah mengenali wajah penggunanya. Pengoperasian fitur-fiturnya melalui gerakan tangan. Mirip yang dilakukan Tom Cruise dalam film Minority Report.
Secara lengkap, belum didapat penjelasan berapa jarak maksimal sensor Life Wall mengenali gerakan tangan pengguna ataukah pengguna harus menempelkan tangan di layar. Namun, kehadiran Life Wall cukup menjadi pesaing Sony dengan televisi berlayar OLED tipisnya.Sebenarnya Life Wall bukan kali pertama dikenalkan pada ajang Ceatec 2009. Dua tahun lalu, Panasonic telah menunjukkan produk serupa. Namun, tampilan fisiknya masih berupa rangkaian frameless plasma TV, tidak berlayar utuh seperti yang ditunjukkan di CEATEC 2009. Ketika itu, ukurannya ''masih'' 110 inci. Untuk mengakses fiturnya pun, masih butuh remote control. Bentuknya mirip controller milik Nintendo GameCube. (sumber : pontianakpost)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar