Perjalanan Wisata Budaya, Kuliner dan Metropolitan
Kota Beijing sangat ramai penduduknya,an adalah wajar jika dunia memberi predikat penduduk 1 milyar. Selain di banjiri oleh turis domestic/local juga banyak turis manca negara, dimana sebuah kota yang menjanjikan kenyamanan, keindahan dan tatanan yang rapi, bersih serta kepatuhan berlalu lintas yang memberi kesan pertama saat kami menginjakan kaki di kota ini.
Tanggal 12 Juli 2010, Belanja di Silk Market ;
Pada saat sampai di hotel kami sudah terbayang dengan barang murah di Beijing sehingga kami menanyakan kepada manager tour dimana pasar tradisional Beijing dan ia menunjukan lokasi Silk Market yang terletak di Yongali lantai 2 lintasan kereta api bawah tanah ( Beijing Subway Transportation), kalau di Singapura terkenal dengan sebutan MRT ( Mass rapid transportation ).
Perjalanan kami mulai dari Guloudajie Stasiun, kami membeli tiket kereta api bawah tanah (Beijing Subway) seharga 2 Yuan ( sekitar 3.000 rupiah ) kemudian kami naik Beijing subway Line 2 menuju Jiangomen stasiun untuk pindah subway ke Line 1 menuju Yongali stasiun setelah sampai ke Yongali stasiun kami naik ke Line 2 menuju blok A untuk pergi ke pusat perbelanjaan SILK MARKET.
Bagi pembaca dan anggota Borneo Listeners yang ingin berkunjung ke Kota Beijing, rute diatas dapat dijadikan referensi untuk berbelanja murah di Beijing. Namun murah menjadi hal yang relative terjadi karena di pusat perbelanjaan ini memberlakukan teori lama “tawar menawar harga”, apabila kita kurang bisa menawar bisa membeli dengan harga tinggi. Bagaimana tidak setiap toko mematok harga yang berbeda. Jangan heran apabila si penjaga toko menawarkan harga 100 Yuan dapat ditawar dengan harga 10 Yuan(untuk pakaian dan sejenisnya) , atau 1000 Yuan dapat ditawar sebesar 500 Yuan (untuk barang elektronik)…. luar biasa untuk sebuah penawaran harga untuk pasar tradisional di Indonesia.
Kamipun menelusuri pusat perbelanjaan ini dengan belanja barang-barang yang diinginkan buat oleh-oleh pulang nantinya. Di Silk market, pengalaman belanja dengan jurus “ seni tawar menawar harga” kalau kebetulan murah dapatlah yang murah, begitu juga sebaliknya. Selesai belanja kamipun pulang istirahat di hotel untuk mempersiapkan stamina untuk mengelilingi tempat wisata esok hari.
Tanggal 13 Juli 2010, Kunjungi The Ming Tombs dan The Great Wall
Perjalanan pertama kami didampingi oleh tour guide, Lily. Keberangkatan kami dimulai jam 08.00 waktu Beijing ( 1 jam lebih lambat dengan WIB ) dengan menggunakan bus pariwisata dan saat dalam perjalanan menuju The Ming Tombs, sang guide menjelaskan sejarah berdirinya The Ming Tombs dan penjelasan lainya dan sesampainya di tempat The Ming Tombs kami dituntun mengelilingi tempat peninggalan dan benda sejarah zaman kekuasaan Kaisar Ming dimana disini juga dijumpai miniature kapal Laksamana Cheng Ho dan sejarah perjalanan Laksamana Cheng Ho yang sangat terkenal di sejarah Indonesia. Setelah itu kami di bawa ke dragons gallery, melihat dari dekat pembuatan batu giok dan gerai batu giok asli buatan Tiongkok. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke The Great Wall (Tembok China) melihat dari dekat salah satu cagar budaya Tiongkok yang menjadi benda keajaiban dunia yang diakui UNESCO. Memang sebuah benda yang sangat dijaga dan dipelihara keberadaannya sehingga keajaiban ini sangat dikagumi, begitu panjangnya tembok China yang tak mungkin dapat dikelilingi dalam waktu singkat. Ke Great Wall kami masuki melalui Badaling yang informasi sang guide di jalur ini tidak begitu padat. Namun di badaling juga dijumpai sangat banyak wisatawan local maupun asing. Jam 13.00 waktu Beijing kami melanjutkan perjalanan ke Golden Palace Restaurant untuk makan siang sekalian melihat dari dekat penjualan keramik dan lukisan khas Tiongkok. Setelah itu perjalanan wisata hari pertama kami akhiri di Olympic palace melihat dari dekat pembuatan kain sutra dan produksi sutra dimulai pakaian, selimut dan kain sutra khas Tiongkok dimana disini dibuat pakaian sutra untuk tamu Kepala Negara saat pertemuan APEC di Beijing. Dan kami pun dipulangkan ke hotel sekitar jam 17.00.
Tanggal 14 Juli 2010, Kunjungi Forbidden City, Museum Tiannanmen, Temple of Heaven dan Summer Palace
Perjalanan wisata di hari kedua kami ditemani tour guide, Bob. Keberangkatan kami lebih awal sekitar jam 07.30 waktu Beijing dengan menggunakan bus pariwisata. Seperti biasa sang guide memberikan penjelasan mengenai tempat wisata yang dikunjungi yaitu The Forbidden City ( Kota Terlarang ) dimana saat kami menginjakan kaki di kota ini ada hal yang sangat membuat kita terkesan atas perawatan terhadap pohon yang bernilai ratusan bahkan seribu tahun yang masih tetap hidup walau harus di bantu dengan penyangga dari besi. Selain itu juga ditemui batu putih yang tetap terpelihara serta bangunan yang masih terjaga dan terpelihara dengan baik. Dan hal ini sangat memberikan decak kagum terhadap kepiawaian memelihara peninggalan sejarah yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Yang membuat situs sejarah ini menjadi kesan bahwa di Kerajaan Tiongkok di kala itu telah mengenal bahasa tulis yang dengan mudah menjelaskan situs sejarah ini hingga hari ini. Setelah itu kami menuju Museum Nasional “Tiananmen”, dimana di tempat ini terdapat museum, photo Bapak Tiongkok, Mao Zedong dan dua layar lebar untuk memberikan informasi sejarah dan informasi terkini Tiongkok. Setelah berdesak-desakan saat di Tiananmen, kami pun melanjutkan perjalanan “Temple of Heaven” tapi sebelumnya kami singgah dulu ke Medical Centre Hospital, disini kami dilakukan pengecekan kesehatan dengan meminum segelas teh. Bagi turis yang memilki keluhan kesehatan dapat dilakukan chek up kesehatan disini dan membeli produk herbal Tiongkok tentunya. Sesampai di Temple of Heaven, kami menyaksikan sebuah Temple of Heaven yang begitu indah dan megah, sepertinya telah dilakukan pengecatan ulang dimana bangunan ini dijaga dari hewan yang hinggap di kisi-kisi temple / pagoda. Disini juga dijumpai tempat orang Tiongkok bermain bersama keluarga, tempat melakukan kegiatan seperti Tai chi, pengobatan alami, supranatural, jogging dan kegiatan santai untuk menghilangkan stress. Tempat ini cukup asri dan tenang dari kebisingan kota. Perjalanan kami dilanjutkan Summer Palace, namun sebelumnya kami makan siang dan melihat dari dekat proses pembuatan mutiara. Setelah itu kami menelusuri The Summer Palace terdapat bangunan kuno yang konon tempat ini tinggal the dragon lady dimana dragon man tinggal di temple of heaven. Menuju the Summer Palace kami tempuh dengan menggunakan perahu Naga dimana di tempat ini terdapat pohon, batu yang berumur ribuan tahun, taman dan tempat theater opera dragon lady. Perjalanan kami selesai sampai disini dan diantar ke hotel.
Tanggal 15 Juli 2010, Kunjungi Kantor China Radio International
Pada hari ini sekitar jam 08.00 kami menuju kantor CRI dengan menggunakan taxi, dimana alamat yang kami kantongi dalam tulisan mandarin dari petugas hotel dan sopir taxi langsung mengetahui alamat tersebut. Walaupun sopir yang kami jumpai tidak bisa berbahasa Inggris. Sekitar jam 08.30 kami sampai di kantor CRI, kantor yang berdiri megah di pusat kota Beijing di Shijingsan Lu. Saat tiba, kami menggunakan bahasa tubuh dan melihatkan tulisan yang kami kantongi dan diminta menuju ruang receptionist. Tak lama kemudian kami dijumpai oleh Bapak Li Shukun, ternyata masuk ke CRI tidak mudah sehingga harus melalui dua petugas keamanan ( Polisi atau Tentara kali ya..) dimana Bapak Li mengisi form membawa tamu. Saya melihat disiplin yang cukup bagus dari standarisasi keamanan dan membawa tamu ke CRI. Sesampai di studio CRI Bahasa Indonesia kami disambut oleh Bapak Nansa, Bapak Gu, Nn. Fransiska, Sdr. Liu Li (Yuli) dan Nn. Jenlin Pangestu. Kami pun berbincang-bincang dengan kakak penyiar yang ada di studio mengenai mendengarkan radio, kemungkinan kerjasama lebih banyak lagi dengan stasiun radio di Indonesia, dan pengalaman lainnya yang tak terlupakan. Tak lama kemudian kami bersama Nn. Fransiska mengisi acara BEIJING BANGET selama 20 menit yang akan diudarakan melalui radio ataupun live streaming. Setelah itu dilakukan penyerahan hadiah special secara simbolis yaitu sebuah piagam hadiah, kamus bahasa mandarin beserta CD, topi, payung dan brosur CRI. Kemudian acara dilanjutkan dengan makan siang di sebuah restoran mewah untuk menikmati kuliner khas Beijing yaitu Peking Duck dengan menu lezat lainnya, termasuk kue tiga warna yang khas. Setelah itu kami kembali lagi ke studio CRI untuk pamitan dengan seluruh penyiar dan kru CRI sekalian pamitan untuk pulang besok hari ke Indonesia. Kamipun photo bersama dan photo di sekitar dalam dan luar gedung CRI. Akhirnya kami diantar pulang ke hotel.
Bertemu Wakil Kepala Seksi CRI Seksi Melayu
Di sela kegiatan di Seksi Indonesia kami juga meluangkan waktu untuk bertemu CRI Seksi Melayu dimana kami bertemu Wakil Seksi CRI Melayu, kami menyerahkan Buletin Mediator BLC dan beberapa gantungan kunci sebagai kenang-kenangan dari Borneo Listeners Club.
Moment yang tak terlupakan
Setiap moment perjalanan ini kami rekam melalui kamera dan video shooting untuk kenangan hidup yang dapat kami bagikan pengalaman ini kepada teman dan keluarga. Mudahan mereka tertarik untuk berkunjung ke Beijing. Beijing sangat mempesona dimana system pemerintahan sudah cukup baik, kepatuhan terhadap aturan sangat tinggi, disiplin dalam berbagai hal. Memiliki transportasi yang memadai dari taxi, bus hingga Beijing busway yang bisa mengelilingi sudut kota Beijing. Busway sangat diminati karena dengan 2 Yuan dapat singgah di berbagai stasiun busway. Beijing juga merupakan kota yang memiliki peradaban yang tinggi yang memadukan tekhnologi modern dengan gedung pencakar langit, bangunan cagar budaya yang terpelihara sehingga menjadi pusat perhatian wisata dunia serta memiliki wisata kuliner yang menyajikan berbagai menu Asia dan Eropa.
Moment lain yang tak terlupakan saat tersesat jalan ke Silk Market, namun tersesat menjadi bekal keberanian untuk kami mencoba hal yang sama pada hari berikutnya dan akhirnya sampai dengan benar, disinilah dijumpai berbagai souvenir dengan harga terjangkau untuk oleh-oleh dibawa pulang buat teman dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar