Sabtu, 03 Juli 2010

Jaringan Seluler di Indonesia Timur Belum Maksimal


Jaringan Seluler di Indonesia Timur Belum Maksimal
Jaringan seluler di hampir 60 persen wilayah di Indonesia bagian timur perlu diperkuat. Pemerintah mendorong operator-operator seluler untuk memperkuat jaringannya di wilayah ini sebagai salah satu upaya pemerataan pembangunan di Indonesia.
Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Budi Setiawan, mengatakan hal ini usai menghadiri acara peresmian Base Station Controllers (BSC) milik PT XL Axiata, di Kayu Tiga, Ambon, Maluku, Jumat (2/7/2010). Hadir pula dalam acara itu Presiden Direktur PT XL Hasnul Suhaimi dan staf ahli Gubernur Maluku bidang ekonomi dan keuangan Ujir Halid.
Budi mengakui besarnya dana yang dibutuhkan untuk membangun sarana dan prasarana bagi penguatan atau perluasan jaringan di Indonesia bagian timur memang menjadi kendala utama operator seluler. Apalagi hal itu tidak dibarengi dengan keuntungan yang menjanjikan.
Hasnul Suhaimi membenarkan sulitnya memperluas jaringan di Indonesia timur. Oleh karena itu, perluasan jaringan memperhatikan pula potensi pasar di wilayah tersebut. "Jika tidak ada pesaing operator lain, perluasan jaringan ke wilayah itu bisa dilakukan," tambahnya.
Sebagai contoh pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di Pulau Banda, Maluku dan Pulau Gersik, Belitung, Provinsi Bangka Belitung yang peresmiannya dilakukan kemarin bersamaan dengan peresmian BSC di Ambon. BTS XL juga tersebar di pulau-pulau kecil di Saparua, Haruku, dan Seram. Di Maluku, terdapat 20 BTS milik XL dengan satu BSC.
Secara keseluruhan, jaringan XL kini diperkuat dengan 20.705 BTS yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga kini, XL memiliki pelanggan 35 juta orang atau meningkat sekitar 3,5 juta orang dibandingkan jumlah pelanggan tahun 2009. Jumlah 35 juta orang itu telah melebihi target yang dibuat XL untuk tahun 2010, sehingga XL merevisi targetnya memiliki 38 juta pelanggan hingga akhir tahun 2010. (Sumber : Kompas.com)

Tidak ada komentar: