Ketua Dewan Eksekutif Unesco, Elenora Mitrofanova mengatakan dalam Paris-Moskow video link pada hari Rabu 25 Oktober bahwa Voice of Russia dapat menjadi patner yang sempurna dalam mempopulerkan toleransi.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah UNESCO, sebuah posisi puncak dalam organisasi itu diberikan kepada orang Russia. Dalam kapasitas barunya, Elenora Mitrofanova berencana untuk berkonsentrasi pada hak asasi manusia, saling menghormati antar orang dengan budaya dan tradisi agama yang berbeda serta tindakan melawan kekerasan.
“Saya melihat toleransi sebagai prioritas karena itu meliputi berbagai macam isu yang luas,” ia mengatakan. UNESCO membanggakan suatu jaringan sekolah yang saling terkait dimana para siswa diajarkan toleransi, dan ada suatu gerakan yang dinamakan “Cities Against Violence.” Baru-baru ini kota St.Petersburg dianugerahi hadiah UNESCO karena menyebarkan prinsip-prinsip toleransi dan anti kekerasan. Dalam hal ini, kerjasama dengan Voice of Russia sebagai sebuah broadcaster internasional yang menjangkau seluruh pelosok dunia akan sangat diterima.
Kegiatan UNESCO lainnya, terutamanya di bidang pendidikan juga menarik.
Berdasarkan statistik, 130 juta anak-anak tidak bersekolah, 700 juta orang buta huruf dan UNESCO melakukan sedaya upaya untuk memberantas buta huruf menjelang tahun 2015. Russia adalah salah satu donor utama untuk “Program Pendidikan untuk Semua.”
23 situs sejarah di Russia merupakan warisan budaya maupun warisan akan UNESCO, diantaranya adalah Kremlin, pusat kota St.Petersburg & Yaroslavl, Danau Baikal dan monumen arsitektur kayu di Kizhi. Elenora Mitrofanova mengatakan bahwa hal penting yang menjadi perhatian saat ini adalah rencana pembangunan komplek bisnis yang besar di pusat sejarah St.Petersburg.
UNESCO mungkin bereaksi negatif mengenai proyek itu karena tower setinggi 400 meter akan dibangun di Neva berhadapan dengan Smolny. Bangunan itu harus lebih rendah atau dipindahkan di tempat lain.
(english.ruvr.ru/2009/11/25/2413400.html) diterjemahkan red_java
Tidak ada komentar:
Posting Komentar