Rabu, 16 Desember 2009

Australia Rencanakan Filter Jaringan Internet

Australia Rencanakan Filter Jaringan Internet

internet
 Australia merencanakan pemberlakukan kebijakan memfilter situs-situs internet yang dianggap tidak layak. Kebijakan yang meniru kebijakan China ini menuai gelombang protes karena dianggap mengekang kebebasan berpendapat.
Menteri Komunikasi Australia Stephen Conroy, seperti dimuat laman harian Strait Times mengatakan, aturan baru itu akan diperkenalkan pada Agustus 2010.
Aturan ini akan membatasi akses dan menolak situs  dengan klasifikasi tertentu. Situs-situs yang bakal kena sensor di antaranya situs yang memuat penganiayaan dan pornografi anak, situs yang mengandung kekejaman, pemerkosaan, dan detil-detil penggunaan narkotika serta obat-obatan terlarang.
"Situs yang akan dibatasi ditentukan sebuah badan klasifikasi independen yang diproses dari keluhan masyarakat," ujar Conroy.
Dia menambahkan, meskipun ada aturan pembatasan, tidak ada solusi sempurna untuk menciptakan pembatasan di dunia maya.
Kelompok pengguna dunia maya, industri pornografi menentang keras rencana itu. Mereka beralasan, aturan akan memblokir situs yang memiliki izin serta akan mengurangi kecepatan internet. Selain itu, Internet Service Provider (ISP), sebagai contoh situs seks dan perjudian akan terbebani sistem saringan tambahan. Namun Conroy membantahnya dan menyatakan hal itu tidak perlu dilakukan.
"Kombinasi antara sumber daya pendidikan, kesadaran masyarakat serta penyaringan internet akan menciptakan keseimbangan untuk menjamin keselamatan bagi keluarga dan keuntungan bagi revolusi digital," kata Conroy.
Kelompok Pembela Hak-hak Elektronik antar negara di Australia menyatakan kekecewaan terhadap aturan sensor baru itu. Mereka mempertanyakan jenis situs seperti apa yang akan disensor dan siapa yang memutuskan pemblokiran situs.
Juli lalu, Pemerintah China menunda rencana penyaringan internet di semua komputer yang terjual karena gelombang protes masyarakat. Namun Pemerintah komunis ini akhirnya melaksanakan program sensor internet yang kemudian dikenal dengan julukan "Tembok Besar China". (Sumber : www.vivanews.com)

Tidak ada komentar: