Mereka hampir semua sudah pernah menemui saya dan pendengar lainnya ( atau saya dan pendengar yang menemui mereka ya?) di Indonesia dalam rangka temu pendengar. Bahkan Jean van de kok pernah ke rumah saya di Surabaya pada masa jaya RLCI dahulu. Yang terbaru, pada 15 Januari 2011 yang lalu kembali NHK mengirim 4 krunya menemui pendengar setianya bertempat di Magelang. Mereka adalah : Chou-san, Shino-san, mbak Prieka dan mbak Riska.
Walau tanpa souvenir, sebagaimana temu pendengar di Surabaya, diantaranya ada bagi-bagi kaos. Ketemu mereka saja sudah mahal harganya. Mereka masih muda, yang laki-laki ngganteng, yang wanita cantik-cantik. Senyumnya, itu lho. Saya seperti muda kembali, memang baru 57 tahun lebih sedikit. He he he... Paling tidak dibanding pak PC Hardjosudiro dari Ngayogjokarto, apalagi dibanding Hosni Mubarak, presiden
”Kondisi memang sudah berbeda” jawab saya kepada seorang teman yang kirim sms. Kalau kita mundur 15 tahun yang lalu saja, awal-awal terjadi krisis global, Ranesi sudah mau off dari SW. Alhamdulillah tidak jadi. Berikutnya RSI off dari SW tidak lama setelah temu pendengar di Yogjakarta. Berikutnya lagi BBC mengurangi jam siarnya. Yang paling gres, VOA juga hilang dari SW, selang dua hari setelah kru NHK menemui pendengar setianya di Indonesia. Masih banyak kalau mau disebut radio luar negeri yang sudah hilang dari SW, baik yang punya seksi Indonesia maupun tidak. Berbahagialah NHK masih di SW.
Kalau mengunjung rumah teman-teman dalam negeri sudah beberapa kali. Antara lain ke : Pak Tony Azhar Depok, Pak Kwet, Eddy Setiawan, Dwi Budi di Jakarta, Sony Suparta Jatinangor, Suryanto Ambarawa, Aloysius Tuban, Fathur Rosyid Sumenep. Yang pernah ke rumah di Surabaya diantaranya : Aloysius HM, Alwi Hasan, Aries Subagio, Arif Broto, Jimy Liwang dan beberapa- teman RLCI Jawa Timur.
Semoga kelak impian saya jadi nyata. Paling tidak ke RTI atau NHK-lah. Karenanya ditunggu kontak-kontak dari backpackers ke email/FB saya sgg_santoso@yahoo.co.id. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar