Journalism.co.uk, 10 Maret 2011, Sarah Marshall:
“Sekitar 60 pekerjaan yang akan dikurangi dalam seksi Arab BBC World Service mungkin dipertahankan, direktur Peter Horrocks mengatakannya kemarin. Horrocks memberitahu Foreign Affairs Select Committee bahwa para jurnalis berbahasa Arab telah melakukan ‘tugas fantastis’ dalam melaporkan pemberontakan di dunia Arab. ‘Kami mungkin akan mengubah sedikit hilangnya pekerjaan ini,’ katanya. Menurut direktur World Service tersebut, pengurangan hilangnya pekerjaan di service bahasa Arab ini akan berdasarkan upaya memperoleh pendanaan dari luar termasuk Departemen Pembangunan Internasional.”
The Guardian, 9 Maret 2011, John Plunkett:
“Horrocks memberitahu anggota parlemen bahwa pengurangan distribusi service bahasa Arab tidak akan separah yang direncanakan. Namun dia mengesampingkan pembalikan besar-besaran pada perubahan operasi siaran bahasa Arab yang akan mengakibatkan hilangya 60 pekerjaan dan 5,7 juta pendengar. ‘Kami memperpanjang siaran shortwave dan medium wave di wilayah Arab lebih lama dari yang kami harapkan,’ katanya. ‘Lebih jelasnya jika keadaan politik berubah kami meresponnya,’ katanya lagi. Tetapi dia memperingatkan: ‘Tidak ada ruang signifikan untuk fleksibilitas lebih lanjut di dalam sumber-sumber yang telah ada.’”
Forbes India, 14 Maret 2011, Alok Joshi:
“Ketika BBC mengatakan akan menutup service Hindi-nya akibat kekurangan dana, hal itu menyebabkan semacam huru-hara diantara penggemarnya di India supaya broadcaster itu dipaksa menarik keputusannya. Kini BBC setuju untuk mempertahankan siaran satu jam setiap hari untuk satu tahun sambil BBC mengeksplorasi pendanaan komersial bagi service tersebut. BBC World Service telah menjadi sarana efektif bagi kebijakan luar negeri Inggris. Operasinya dinamai oleh kantor deplu dan bukan dari biaya lisensi maupun pajak. Inilah mengapa BBC World Service tidak hadir di negara-negara yang medianya sudah berkembang. Jadi mengapa kita membutuhkan BBC World Service setelah menjamurnya media di India? Nampaknya pembuat keputusan di Inggris memiliki pertanyaan yang sama sebelum menentukan untuk memutuskan pertalian dengan 30 juta populasi pendengar.”
(Sumber: Kim Andrew Elliott reporting on International Broadcasting www.kimandrewelliott.com)―hind.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar