Washington, D.C., 30 September 2010―Seorang jurnalis Haiti yang mendapat ancaman pembunuhan karena laporan-laporannya untuk Voice of Amerika tiba di Amerika Serikat, ia mengatakan “bersyukur ia dan keluarganya diberi suaka politik.”
Tak lama setelah tiba pekan ini, reporter VOA Creole Service Sainlus Augustin menyatakan terima kasih kepada kedutaan AS di Haiti atas “bantuannya dan dukungan penuhnya bagi kebebasan pers.”
Mr. Augustin mulai menerima ancaman pembunuhan setelah sebuah insiden di tempat pemungutan suara di kota Maissade, Haiti, pada hari pemilu April 2009. Ia menginterview pemilih, yang mengatakan mereka dipukul oleh saudara laki-laki seorang kandidat karena mereka tidak mendukung pencalonannya. Saudara laki-laki kandidat itu memberitahu Mr. Augustin kalau ia dan keluarganya akan dibunuh jika terus melaporkan insiden tersebut.
Tiga bulan kemudian, seorang bersenjata tak dikenal melepaskan beberapa tembakan ke rumah Mr. Augustin ketika ia sedang tidur.
Direktur VOA Danforth W. Austin menyatakan lega karena sekarang Mr. Augustin dan keluarganya aman. Austin mengatakan, “kami berterima kasih kepada Mr. Augustin untuk laporannya dari Haiti dan kami juga berterima kasih kepada organisasi dan individu yang membantunya melarikan diri dari situasi berbahaya seperti itu yang kadang dihadapi oleh jurnalis hanya karena melakukan pekerjaan mereka.”
Beberapa kelompok kebebasan media dan organisasi HAM termasuk Reporters Without Borders, Committee to Protect Journalists dan kelompok jurnalis Haiti SOS menyeru otorita Haiti untuk menyelidiki insiden tersebut dan menjamin keselamatan Mr. Augustin yang terpaksa menghabiskan setahun terakhir di persembunyian.
Untuk berita terbaru VOA dalam bahasa Creole, kunjungi http://www.voanews.com/creole/news. Untuk VOA bahasa Inggris, kunjungi http://www.voanews.com/english/news
(Sumber: VOA Press Release)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar