Minggu, 25 April 2010

Media Somali bereaksi terhadap larangan memutar musik

Sekali lagi, media di Somalia menghadapi fatwa tidak masuk akal dari kelompok ekstrimis. Tetapi mereka telah menemukan cara lucu dan ironis untuk merespon larangan itu agar tetap dapat bersiaran.

Tembakan, raungan singa dan  kokok ayam adalah diantara suara yang dijadikan jingle baru di stasiun-stasiun FM di ibukota Somalia, Mogadishu. Hal itu sebagai reaksi atas larangan memutar musik yang diberlakukan oleh kelompok Hisbul Islam yang menyatakan musik bertentangan dengan ajaran Islam. 

Larangan tersebut mulai berlaku pada 13 April, tapi 2 stasiun tidak menurutinya - yaitu Radio Mogadishu milik pemerintah dan stasiun Barkulan yang dioperasikan PBB, berbasis di Nairobi.

2 orang yang bekerja di stasiun FM di Mogadishu mengatakan bahwa kematian mungkin menjadi konsekuensi bagi jurnalis yang menentang larangan itu, disamping konsekuensi penutupan stasiun dan penyitaan peralatan siaran.

Stasiun radio yang berlokasi di wilayah di bawah kontrol pemerintah juga tunduk pada larangan itu, hal ini karena pemerintah hanya mengontrol sebagian kecil wilayah Mogadishu dan jurnalis perlu mengakses daerah yang dikontrol kelompok radikal untuk melaksanakan tugas mereka.

Baru-baru ini, Al-shabab, kelompok radikal lainnya, memutuskan bahwa BBC dan VOA anti Islam. Akibatnya mereka menutup stasiun relay BBC dan menyita semua peralatan, termasuk pemancar, komputer dan peralatan satelit. Mereka juga meminta stasiun radio lokal untuk tidak menyiarkan konten BBC atau VOA.
(Sumber: Radio France International)

Tidak ada komentar: