Kamis, 17 Februari 2011

Perasaan emosional Aung San Suu Kyi pada radio Grundig miliknya

Khaleej Times (Dubai) 21 Desember 2010, Suresh Pattali, mewawancara Aung San Suu Kyi,
“Q: Seperti apa kesetiaan anda pada teman baik anda, radio shortwave? Saya dengar anda mengetahui kemenangan anda atas Hadiah Nobel dari radio tersebut? Suu Kyi: Kesetiaan saya sangat besar tapi saya harus mengakui kalau tidak punya banyak waktu mendengarkannya selama beberapa bulan lalu dan saya merasa sedikit bersalah karena itu! Q: Apa merek radionya? Suu Kyi: Grundig. Haruskah saya mengiklankannya seperti itu (tertawa)?Baiklah, radio Grundig sangat terpercaya (tertawa lagi), Q: Bagaimana perasaan emosional anda pada radio itu? Suu Kyi: suami saya memberikannya beberapa tahun lalu, radio itu hampir sama lama dengan masa penahanan saya.” 

Newsweek, 21 Desember 2010, Danielle Bernstein mewawancara Aung San Suu Kyi,
“Q: anda menghabiskan banyak waktu ketika dalam tahanan rumah dengan mendengarkan radio. Apa yang suka anda dengar? Suu Kyi: Mendengarkan acara politik adalah sebuah kewajiban, sebuah tugas. Tetapi saya (juga) menikmati acara budaya. Saya banyak  mendengarkan BBC World Service, namun karena beberapa alasan mereka nampaknya tidak memiliki begitu banyak acara musik saat ini. Boleh jadi acara-acara tersebut muncul ketika saya mendengarkan BBC bahasa Birma dan Radio Free Asia. Saya mendengarkan setidaknya enam jam setiap hari. Ada banyak berita mengejutkan sepanjang waktu. Nampaknya ada terlalu banyak kekerasan dan bencana alam di seluruh dunia, tidak hanya di sini di Birma. Banjir, gempa bumi, siklon...”
(Sumber: Kim Andrew Elliott reporting on International Broadcasting www.kimandrewelliott.com)―hind.

Tidak ada komentar: