Jumat, 07 Mei 2010

Melaporkan dari Garis Depan Kebebasan

(Prague, Czech Republic) pada Hari Kebebasan Pers Sedunia, sebuah laporan baru mendapati sebagian besar dari 18 juta pendengar mingguan RFE/RL tinggal di negara-negara dimana kebebasan pers di bawah ancaman serius.

Untuk 8 tahun berturut-turut, kebebasan pers seluruh dunia memburuk pada tahun 2009, menurut daftar kebebasan pers tahunan Freedom House. Tak satu pun dari 21 negara yang menjadi target siaran RFE/RL mendapat predikat “bebas” dalam survei itu, 4 negara dianggap paling buruk dan 10 negara diperintah oleh kepala negara dalam daftar Predators of the Press menurut Wartawan Tanpa Perbatasan.

“Reporter RFE/RL membawakan berita kepada masyarakat yang paling disensor di dunia,” kata Presiden RFE/RL Jeffrey Gedmin.
“Dalam 12 zona waktu, mereka melakukan tugas setiap hari dengan menghadapi ancaman, gangguan dan kekerasan. Seperti kita reflesikan hari ini, adalah jelas bahwa misi RFE/RL sangat penting.”

Setelah pemilu presiden Iran tahun 2009 yang diperselisihkan, rezim Iran melipatgandakan upaya untuk mengganggu siaran Radio Farda dan memblokir akses ke websitenya.

Tindakan keras pemerintah Rusia terhadap media juga berlanjut. Radio Svoboda telah dikurangi hanya dengan 5 stasiun afiliasi, berkurang dari 30 stasiun pada 2003. Akan tetapi RFE/RL Bahasa Rusia tetap gigih, menyediakan spektrum berita dan komentar melalui website, yang menarik hampir 10 juta pengguna dalam bulan Maret 2010 saja.

Di Azerbaijan, pihak berwenang menutup siaran FM RFE/RL lebih setahun lalu. RFE/RL Bahasa Azerbaijan merespon dengan melaunching koran mingguan gratis di Baku serta daerah lain, memperluas layanan internet dan memindahkan siaran ke radio satelit. 

Di Iraq, polling independen mendapati bahwa Radio Free Iraq adalah radio paling terpercaya di seluruh negara. Di Afghanistan, Radio Azadi tetap menjadi media terpopuler di negara itu. Di Kyrgyzstan, Radio Azattyq adalah satu dari sedikit media yang melaporkan rapuhnya rezim Presiden Kurmanbek Bakiev, sebelum jatuh pada bulan lalu.

Di masa lalu RFE/RL melaunching 2 servis baru di daerah konflik dimana banyak rumor tapi informasi akurat sangat jarang.
Di Pakistan didirikan Radio Mashaal sebagai alternatif atas meningkatnya jumlah stasiun radio radikal di wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan. Di wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia RFE/RL memulai program berita satu jam setiap hari juga dengan website yang mencakup kejadian di perbatasan Selatan Rusia.

Upaya seperti itu tidak akan berjalan tanpa pengakuan. Baru-baru ini RFE/RL Bahasa Kazakh memenangkan penghargaan Asosiasi Berita Online (ONA) atas keunggulan jurnalistiknya dan jurnalis RFE/RL Bahasa Azerbaijan, Malahat Nasibova, memenangkan penghargaan bergengsi Rafto untuk laporan HAM-nya.

Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) adalah sebuah organisasi penyiaran internasional independen dengan program radio, internet dan televisi yang menjangkau audiens di 21 negara seperti Rusia, Iran, Iraq, Afghanistan dan negara-negara Asia Tengah. RFE/RL didanai oleh kongres AS melalui Broadcasting Board of Governors (BBG). 
(Sumber: RFE/RL Press Release)

Tidak ada komentar: