Musim semi tahun ini sangat luar biasa dengan cuaca dingin dan mendung, dimana sinar matahari sangat kurang, sehingga hasil produksi biji-bijian tahun ini diperkirakan akan turun lebih dari 50 persen. Akan tetapi, kekurangan cahaya matahari alami itu nampaknya tidak akan menjadi masalah lagi bagi petani Korea. Sebuah tim peneliti Korea yang dipimpin oleh profesor Park Chan-beum dari lembaga riset ilmu pengetahuan dan teknologi Korea mengembangkan teknologi fotosintesis buatan. Fotosintesis adalah proses yang mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen. Proses mengubahan karbon dioksida menjadi substansi lain adalah sangat rumit dan sulit, tetapi tumbuhan melakukan fotosintesis dengan sangat mudah. Apa yang telah tim Korea itu lakukan adalah meniru apa yang dilakukan tumbuhan secara alamiah dan memperbaruinya. Sel surya konvensional bisa mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, tetapi tidak bisa mengubahnya menjadi energi kimia. tim Korea bisa menemukan kemungkinan untuk meniru pekerjaan alam itu. Teknologi fotosintesis buatan memungkinkan para ilmuwan memproduksi ‘methanol’ dan ‘oksigen’ dari ‘karbon dioksida’ dan ‘air’ serta cahaya matahari. Itu berarti bahwa manusia bisa memperoleh energi terbaru melalui teknologi fotosintesis buatan itu tanpa emisi karbon dioksida dan memperburuk pemanasan global. Fotosintesis buatan bisa menuntaskan masalah pemanasan global dan kekurangan energi dengan sekaligus secara efektif. Korea sekarang baru membuka pintu untuk menuju ke dunia baru, ‘fotosintesis buatan’. Korea harus terus mencurahkan upayanya untuk cepat menerapkan teknologi ini untuk memperoleh energi hijau di masa depan.(Sumber : KBS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar