Untuk Sahabatku Rudi Hartono
Ketua BorneO Listeners Club
Pemangkat Kalimantan Barat
Atas nama ketua MAPEM Club, atas nama pendengar radio gelombang pendek, dan atas nama simpatisan BLC, pertama-tama saya mengucapkan “SELAMAT” atas suksesnya pendeklarasian BorneO Listeners Club yang sekaligus merupakan Temu Pendengar pertama. Sebuah catatan khusus saya sampaikan melalui media komunikasi kita (blog) ini sebagai rasa turut memiliki dan turut mengembangkan BLC dimasa-masa mendatang.
Catatan pertama:
BLC yang didirikan dengan niat yang ikhlas untuk menggairahkan DX di tanah air, especially di Pulau Borneo patut disambut gembira, karena tidak mudah untuk mendirikan sebuah wadah yang notabene hanya bermodalkan hobi semata. Memerlukan berbagai pengorbanan untuk dapat mewujudkan semua itu, biaya, tenaga, pikiran dan waktu. Pengorbanan yang terus menerus, karena jika tidak, maka akan lebih sulit lagi mengeksiskan klub ini sekian tahun lamanya, kalau tidak ingin seperti klub-klub terdahulu yang “numpang lewat” dan selanjutnya tenggelam bersama kesibukan pengurusnya masing-masing. Semoga BLC tidak akan pernah kehabisan semangat, kehabisan ide, ketulusikhlasan dan tentunya jangan pernah kehabisan dukungan dari kita semua.
Catatan kedua:
Pendeklarasian BLC atau lebih tepat dikatakan sebagai pengukuhan, saatnya sangat tepat. Ia bukan saja menjadi temu pendengar pertama pada komunitas BLC, tetapi kemungkinan besar sebagai pertemuan SWL pertama dunia di tahun 2010. Saya katakan pengukuhan, karena BLC sudah ada bahkan online sejak beberapa bulan yang lalu, diikuti dengan penyebaran “Mediator” ke berbagai penjuru dunia jauh hari sebelum acara peluncuran perdana dilaksanakan pada hari pertama tahun 2010. Menurut saya ini sebagai suatu isyarat kecepatan informasi yang disampaikan BLC kepada komunita pendengar. Harapan kita kedepan, BLC akan selalu tampil didepan, menyampaikan informasi dengan cepat sehingga BLC dapat menjadi salah satu rujukan bagi penguping gelombang pendek dan pemburu info-info terkini seputar dunia kita, DX.
Catatan ketiga:
Pendiri BLC bukan saja seabagai pendengar gelombang pendek yang cukup berpengalaman, tetapi juga aktif dalam klub-klub pendengar seperti RLCI (Radio Listeners Club Indonesia) yang sudah lama tidak terdengar keberdaannya, IDXC (Indonesian DX Club) yang sejak beberapa tahun juga vakum, Always Group, termasuk sebagai anggota aktif dan kreatif pada MAPEM Club, serta klub-klub pendengar lainnya. Pengalaman-pengalaman dalam ‘organisasi’ pendengar yang bernilai positif dapat ditransfer kepada BLC dengan kreasi-kreasi pengurus. Jika orang mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang terbaik, maka murid yang terbaik adalah yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan pengalamannya itu.
Catatan keempat:
Biasanya klub-klub yang berdiri secara dadakan dan musiman akan cepat lenyap bersamaan dengan pergantian musim. BLC didirikan bukan secara mendadak atau karena ‘musim’. Sejak lama rekan Rudi Hartono mengemukakan niatnya untuk membangkitkan dunia DX di Kalimantan dengan menggagas sebuah klub pendengar, yang akhirnya kini sudah terwujud. Pendirian BLC melalui pemikiran panjang, persiapan lama dan perencanaan yang matang. Tidak beda dengan MAPEM Club yang didirikan oleh, dari dan untuk anggota, maka tak heran jika BLC pun mendapatkan tanggapan yang positif dari berbagai pihak. Ini adalah modal kedua setelah niat, kemauan dan keikhlasan, karena tanpa dukungan banyak pihak, maka kecil kemungkinannya untuk dapat mempertahankan keberadaan sebuah klub pendengar. Modal ketiganya adalah kebersamaan atau cooperatif yang selama ini dilakukan BLC dengan anggota dan simpatisannya serta klub-klub pendengar di tanah air.
Catatan kelima:
Mendengarkan siaran gelombang pendek walaupun merupakan hobi populer, tetapi bukanlah hobi primadona. Jumlah pendengar aktif di tanah air sangat sedikit jika dibandingkan dengan pendengar-pendengar SW di negara lain. Untuk memperkenalkan siaran gelombang pendek kepada lebih banyak orang, maka diperlukan berbagai cara. Salut dengan kegiatan BLC seperti temu pendengar, peluncuran mediator dengan kumpul-kumpul bersama teman-teman, minimal dalam kelompok famili dan tetangga terdekat.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya. Kami akan senantiasa mengulurkan tangan persahabatan untuk menggalang kebersamaan. Salam kami dari Lombok Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar