Kamis, 23 September 2010

VOA menyatakan keprihatinan dengan nasib jurnalis Uzbek

Washington, D.C., 16 September 2010 ― Voice of America sangat prihatin dengan nasib jurnalis VOA Uzbek Abdulmalik Boboev, ia dituduh mengancam keselamatan, memfitnah, menghina dan pelanggaran visa oleh pihak berwenang.

Jika terbukti, Mr. Boboev (41 tahun), dapat mengadapi beberapa tahun penjara.

Selama lebih dari lima tahun, Mr. Boboev melaporkan untuk VOA Uzbek Service. Pada 2009, ia diberi penghargaan untuk tulisannya tentang hubungan Uzbekistan-AS oleh kedutaan AS di Tashkent. 

Direktur VOA Danforth W. Austin mengatakan hari kamis, “Mr. Boboev, seperti semua jurnalis VOA, diharuskan menyajikan laporan akurat dan seimbang, dan seharusnya ia tidak dihukum karena melakukan pekerjaannya.” 

Minggu ini, Mr. Boboev diminta kantor jaksa di Tashkent untuk menandatangani dokumen yang menguraikan tuduhan-tuduhan terhadapnya, tapi ia tidak diberi salinan dokumen. Ia menolak tuduhan-tuduhan itu dan mengatakan laporannya juga wawancara dengan aktivis HAM dan warga biasa secara akurat merefleksikan posisi pemerintah Uzbek.

Beberapa bulan lalu, Mr. Boboev termasuk diantara sekelompok kecil jurnalis yang dipanggil dan ditanyai mengenai aktivitas pelaporannya. Mr. Boboev telah bekerja di negara itu selama bertahun-tahun tanpa pengakuan resmi sebab surat permintaan berulang-ulangnya kepada pemerintah hilang tidak dijawab.

Dalam tanggapan atas tuduhan pemerintah mengenai pelanggaran visa, Mr. Boboev mengatakan ia memiliki paperwork yang layak selama perjalanannya ke luar negeri baru-baru ini dan tidak menyadari adanya masalah pada cap visa ketika ia kembali memasuki negara itu. 

Kunjungi website VOA Uzbek di http://www.voanews.com/uzbek/news 

Untuk berita dalam bahasa Inggris kunjungi http://www.voanews.com
(Sumber: VOA Press Release)

Tidak ada komentar: