Senin, 24 Oktober 2011

Fokus Radio Australia terhadap etika jurnalisme di Indonesia

MELBOURNE – Dari tanggal 3 - 14 Oktober 2011 Radio Australia, bagian siaran Radio Internasional dan layanan online dari Australian Broadcasting Corporation (ABC), mengadakan pelatihan radio feature bagi sejumlah jurnalis yang terpilih dari jaringan mitra radionya di Indonesia.
 
Empat belas orang jurnalis yang dipilih dengan berbagai latar belakang diterbangkan dari Sumatera Barat, Jawa, Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat ke Jakarta untuk ambil bagian dalam serangkaian lokakarya pelatihan jurnalistik.
 
Diselenggarakan oleh School for Broadcast Media (SBM) Jakarta, program pelatihan radio selama 2 minggu ini dirancang khusus bagi para praktisi radio yang telah berpengalaman.
 
Etika penyiaran dan tata laksana yang sesuai bagi jurnalis dijadikan tema utama dari pelatihan ini bersama dengan fokus pada penajaman teknik produksi dan penyiaran untuk acara radio feature yang dikaitkan dengan isu-isu sosial, budaya, ekonomi dan politik.
 
"Memberikan pelatihan mengenai etika bagi kepada jurnalis memiliki tantangan yang lebih, dibandingkan hanya membangun kapasitas media dalam hal-hal yang lebih umum.  Membutuhkan waktu untuk memahami peran jurnalisme didalam masyarakat dan tanggung jawab yang menyertainya”, disampaikan Sue Ahearn, Asia Editor Radio Australia.
 
Pelatihan jurnalistik di Jakarta ini adalah salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Radio Australia, selama Oktober 2011 di Indonesia. Kegiatan lainnya adalah Kuliah Umum di dua perguruan tinggi yakni London School of Public Relations (LSPR) Jakarta dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
 
Pemaparan kuliah disampaikan CEO Radio Australia, Dr Mike McCluskey dan Kepala Marketing & Communications Radio Australia, Mark Hemetsberger seputar "Peran Penyiaran Internasional Dalam Lingkungan Media Internasional Yang Semakin Menguat".
 
"Indonesia adalah tetangga terdekat Australia dan sangat penting untuk memiliki pemahaman yang kuat dari hubungan dan ikatan budaya yang telah kami miliki dengan masyarakat Indonesia. Didasari hal tadi demi meningkatkan dialog dan kerjasama, kami berkomitmen untuk menjelajahi kesepahaman dan perbedaan, bahkan yang telah diterima dengan baik meski terkadang tidak seiring dengan budaya setempat”, dikatakan Dr McCluskey.
 
"Meskipun Radio Australia adalah penyedia program acara radio, pada saat yang sama kami harus menempatkan percakapan ini kedalam bentuk wadah dimana pendengar bisa saling berinteraksi, melalui telepon selular dan social media yang Indonesia semakin meningkat penggunannya”. 
 
Kemudian ditahun ini Radio Australia akan meluncurkan rangkaian produk mobile dan sosial media yang dirancang untuk memfasilitasi percakapan yang lebih besar dan lebih luas seiring dengan semakin tumbuh kembangnya diaspora terhubungkannya secara global dan dijital didalam Indonesia  dan Asia Tenggara.

Tidak ada komentar: