MELBOURNE – Dari
tanggal 3 - 14 Oktober 2011 Radio Australia, bagian siaran Radio
Internasional dan layanan online dari Australian
Broadcasting Corporation (ABC), mengadakan pelatihan radio feature bagi sejumlah jurnalis yang terpilih dari jaringan mitra radionya di Indonesia.
Empat belas orang
jurnalis yang dipilih dengan berbagai latar belakang diterbangkan dari Sumatera
Barat, Jawa, Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat ke
Jakarta untuk ambil bagian dalam serangkaian lokakarya pelatihan jurnalistik.
Diselenggarakan oleh School for Broadcast Media (SBM) Jakarta, program pelatihan radio selama 2
minggu ini dirancang khusus bagi para praktisi radio yang telah berpengalaman.
Etika penyiaran dan tata
laksana yang sesuai bagi jurnalis dijadikan tema utama dari pelatihan ini
bersama dengan fokus pada penajaman teknik produksi dan penyiaran untuk acara
radio feature yang dikaitkan dengan isu-isu sosial, budaya, ekonomi dan
politik.
"Memberikan
pelatihan mengenai etika bagi kepada jurnalis memiliki tantangan yang lebih,
dibandingkan hanya membangun kapasitas media dalam hal-hal yang lebih
umum. Membutuhkan waktu untuk memahami peran jurnalisme
didalam masyarakat dan tanggung jawab yang menyertainya”,
disampaikan Sue Ahearn, Asia Editor Radio Australia.
Pelatihan jurnalistik di
Jakarta ini adalah salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Radio
Australia, selama Oktober 2011 di Indonesia. Kegiatan lainnya adalah Kuliah
Umum di dua perguruan tinggi yakni London School of Public Relations (LSPR)
Jakarta dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Pemaparan kuliah
disampaikan CEO Radio Australia, Dr Mike McCluskey dan Kepala Marketing & Communications Radio
Australia, Mark Hemetsberger
seputar "Peran Penyiaran Internasional Dalam Lingkungan Media
Internasional Yang Semakin Menguat".
"Indonesia adalah
tetangga terdekat Australia dan sangat penting untuk memiliki pemahaman yang
kuat dari hubungan dan ikatan budaya yang telah kami miliki dengan
masyarakat Indonesia. Didasari hal tadi demi meningkatkan dialog
dan kerjasama, kami berkomitmen untuk menjelajahi kesepahaman dan perbedaan,
bahkan yang telah diterima dengan baik meski
terkadang tidak seiring dengan budaya setempat”, dikatakan Dr McCluskey.
"Meskipun
Radio Australia adalah penyedia program
acara radio, pada
saat yang sama kami harus menempatkan
percakapan ini kedalam bentuk wadah dimana pendengar bisa saling berinteraksi,
melalui telepon selular dan social media yang Indonesia semakin meningkat
penggunannya”.
Kemudian ditahun
ini Radio Australia akan meluncurkan rangkaian produk mobile dan sosial media
yang dirancang untuk memfasilitasi percakapan
yang lebih besar dan lebih luas
seiring dengan semakin tumbuh kembangnya
diaspora terhubungkannya secara global dan dijital didalam Indonesia dan
Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar