Jumat, 24 Juni 2011

Kesan-kesan Perjalanan Pemenang Sayembara Jiangxi, CRI

Pada pertengahan April 2011 lalu saya diberitahu oleh China Radio International (CRI) Siaran Bahasa Indonesia, bahwa saya terpilih sebagai pemenang Sayembara "Pesona Jiangxi" dan akan diundang mewakili Indonesia berkunjung ke Jiangxi, China sekitar pertengahan Mei nanti. Bagi saya pemberitahuan ini sungguh merupakan kejutan yang sekaligus membanggakan, sekaligus merupakan anugerah terbesar dalam hidup saya.
Pada akhir April 2011 saya menerima tiket pesawat dan surat keterangan untuk mengurus visa ke China yang dikeluarkan dari CRI. Tiket dikirimkan melalui paket DHL. Setelah menerima tiket dari CRI, segera saya pergi ke Kedutaan Besar Republik Rakyat China yang berlokasi di Mega Kuningan di Gedung The East, untuk mengurus visa China. Proses pengurusan visa yang regular membutuhkan waktu sekitar empat hari
Proses selanjutnya adalah mengajukan permohonan izin kepada pimpinan Universitas Nasional, dari Dekan, Rektor, Wakil Rektor; selain itu saya menginformasikan kepada pimpinan bahwa saya diundang CRI mengunjungi Beijing dan Jiangxi. Pimpinan memberikan selamat dan mengizinkan saya berangkat ke China.
Tibalah saatnya pada tanggal 15 Mei 2011 saya berangkat ke Beijing. Dari Jakarta naik pesawat Air China berangkat pukul 02.00. Pesawat terlebih dahulu mendarat transit tiba di Xiamen keesokan harinya 16 Mei pukul 07.00. Setelah menunggu kira-kira setengah jam, selanjutnya pesawat berangkat menuju Beijing. Pukul 12.00 pesawat tiba di Beijing. Sampai di bandara Beijing dijemput oleh tim dari CRI Siaran Bahasa Indonesia.
Dari bandara Beijing saya diantarkan ke hotel Holiday Inn, di mana semua rombongan perwakilan dari 10 negara diinapkan di hotel tersebut. Hotel Holiday Inn terletak di wilayah Haidian, Beijing, merupakan salah satu bintang empat di Beijing.
Menurut keterangan dari CRI, program "Pesona Jiangxi" diselenggarakan berkat kerjasama CRI dengan Pemerintah Daerah Propinsi Jiangxi, yang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata di Propinsi Jiangxi, dengan mengadakan lomba sayembara menulis tentang pariwisata di Jiangxi. Sayembara ini diperuntukkan bagi pendengar CRI di seluruh dunia. Setelah melalui seleksi dipilih pemenang sayembara dari 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Laos, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, India, Mongolia, Sri Langka. Perwakilan dari 10 negara yang diundang oleh CRI ke China terdiri dari berbagai macam profesi, ada yang anggota parlemen, dosen, wartawan, reporter, editor, Pemerhati Budaya dan lain-lain. Mereka ini tentunya adalah orang-orang pilihan mewakili negaranya masing-masing.
KEBERANGKATAN KE JIANGXI
Pada tanggal 18 Mei 2011 pukul 08.00 pagi rombongan berkumpul di lobi hotel untuk bersiap-siap berangkat ke bandara Beijing. Hari itu rombongan akan berangkat ke Jiangxi. Ketika kumpul di lobi itulah saya berkenalan dengan peserta dari negara lain, antara lain dari Malaysia, Jepang, Korea Selatan dan Mongolia. Sangat menyenangkan mempunyai teman-teman baru dari berbagai negara. Pukul 08.40 rombongan naik ke bus menuju bandara. Begitu naik bus saya baru tahu bahwa CRI menyediakan penerjemah untuk masing-masing peserta. Jika CRI mengundang pemenang dari 10 negara berarti CRI menyediakan 10 penerjemah untuk melayani 10 peserta. Saya kagum dengan kesiapan dan sumber daya manusia yang dimiliki CRI, hebat…CRI mampu menyediakan 10 penerjemah berbagai bahasa asing, bahkan bahasa asing yang tidak begitu saya kenalpun semuanya ada di CRI, seperti bahasa Laos, Sri Langka, Mongolia, itu merupakan bahasa asing yang kedengaranya masih asing bagi saya, tapi di CRI hampir semua bahasa asing yang ada di dunia ada semua. Dari keterangan penerjemah saya CRI sekarang ini menyiarkan sampai 61 bahasa asing di dunia, bukan main…CRI bahkan sudah siaran di Indonesia, manjalin kerjasama dengan radio swasta lokal di Indonesia yaitu Radio Rl Shinta. Setiap hari siaran CRI dapat diakses di Radio El Shinta pada pukul 20.30 malam.
Pukul 11.00 rombongan tiba di Nanchang. Nanchang adalah ibukota Provinsi Jiangxi. Dari Nanchang kami naik bus menuju ke Gunung Lushan. Meski perjalanan dilalui dengan jalan yang berliku-liku dan melewati banyak tikungan, setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam akhirnya sampailah kami di Gunung Lushan. Di Gunung Lushan rombongan menginap di Hotel Lushan. Sorenya pada waktu makan malam, pihak panitia mengadakan jamuan makan malam yang dihadiri oleh Dinas Pariwisata Jiangxi yang terdiri dari Kepala Dinas Pariwisata beserta jajarannya dan tim dari CRI Beijing yang dihadiri oleh pimpinan serta jajarannya, rombongan media.
Perjamuan makan malam yang diselenggarakan pada malam itu dalam suasana santai namun sangat bermakna. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jiangxi dan Pimpinan CRI yang datang dari Beijing. CRI dan Dinas Pariwisata Jiangxi sudah mempersiapkan semuanya dengan baik.
PENGANUGERAHAN PEMENANG SAYEMBARA
Jam 08.00 kami berangkat dari hotel Lushan menuju ke tempat penyelenggaraaan upacara penganugerahan penghargaan pemenang sayembara "Pesona Jiangxi", lokasi acara pun tidak jauh dari hotel hanya sekitar 15 menit.
Upacara penganugerahan penghargaan "Pesona Jiangxi" diselenggarakan dengan baik. Acara berlangsung sangat meriah, dihadiri oleh berbagai pihak terkait, dari pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jiangxi, Dinas Pariwisata, pimpinan CRI, media massa dan masyarakat setempat. Terbukti bahwa acara ini dikoordinasikan dengan baik oleh Pemerintah Daerah Jiangxi dan CRI. CRI dan Pemda Jiangxi mampu bekerjasama menyelenggarakan upacara penganugerahan dengan baik, meski sederhana tapi buat kami sebagai orang asing yang datang ke Jiangxi, hari ini diberi kesempatan maju ke panggung untuk menerima penghargaan sayembara "Pesona Jiangxi", ini merupakan kesempatan yang sangat berharga dan menjadi kenangan terindah bagi saya.
Acara dibuka dengan sambutan-sambutan yang diberikan oleh para pimpinan. Mereka mengatakan program "Pesona Jiangxi" diadakan tujuannya adalah untuk mempromosikan pariwisata Jiangxi ke seluruh dunia. Diharapkan dengan diadakan acara semacam ini, perwakilan dari 10 negara yang dinyatakan sebagai pemenang dan diundang mengunjungi Jiangxi, nantinya diharapkan setelah mereka kembali ke negaranya masing-masing akan dapat membantu memperkenalkan obyek-obyek pariwisata di Jiangxi. Pariwisata Jiangxi terutama terletak pada wisata alam, kaya akan wisata alamnya.
Kunjungan ke Jiangxi kali ini rombongan dijadwalkan mengunjungi sejumlah obyek wisata seperti :
- Vila Meilu, vila peristirahatan Madam Soong Qingling, istri Chiang Kaishek
- Gunung Lushan
- Taman Perpaduan 5 Agama
- Museum Konferensi Partai Komunis China (PKC)
- Wuyuan, perkampungan terindah di China
- Jingdezhen, terkenal dengan kota keramik
- Gunung Sanqing, gunung yang terkenal dengan keindahan alam di puncak gunung pemandangannya seperti di surga.
Obyek-obyek wisata itulah yang akan diperkenalkan kepada kami. Saya sangat antusias ingin bisa menikmati kunjungan ke obyek-obyek wisata tersebut.
Selesai upacara penganugerahan sayembara "Pesona Jiangxi" rombongan dibawa ke obyek wisata pertama Vila Meilu. Di Vila Meilu bangunan dan perabot yang ada di dalamnya masih tetap terpelihara dengan baik. Dulunya Vila Meilu adalah tempat peristirahatan istri salah satu pemimpin China yang legendaris, Chiang Kai Shek, Madam Soong Ching Ling. Setelah Chiang Kai Shek kalah dalam perang melawan Mao, beliau pindah ke Taiwan. Setelah kepergian Chiang Kai Shek ke Taiwan, vila ini digunakan oleh Mao Zedong untuk tempat peristirahatan di musim panas. Di dalam bangunan Vila terdapat barang-barang yang digunakan oleh Madam Soong Ching Ling, barang yang dipamerkan semua masih asli. Saya sangat terharu melihat pengunjung dari orang-orang China sendiri dari berbagai kota di China, mereka begitu antusias mendengarkan penjelasan pramuwisata yang tidak kenal lelah memperkenalkan tentang sejarah Vila Meilu ini. Menurut saya sikap seperti itu terjadi karena masyarakat China adalah bangsa yang sangat menghargai jasa-jasa pemimpin mereka di masa lalu, penilaian ini saya simpulkan karena setiap kali berkunjung ke museum atau bangunan bersejarah di China, masyarakat China yang berkunjung ke obyek wisata tersebut sangat antusias menyaksikan, mendengarkan dan mendokumentasikan bangunan bersejarah atau museum yang dikunjunginya.
Setelah puas mengelilingi Vila Meilu, selanjutnya kami mengunjungi Museum Konferensi Partai Komunis China, yang ada di wilayah Lushan. Hari ke dua diakhiri dengan mengunjungi Gunung Lushan. Perjalanan mendaki tidak begitu curam, kira-kira butuh sekitar 2 jam. Pemandangan Gunung Lushan cukup indah, di atas terdapat Kuil Tao, agama Tao adalah agama asli rakyat China, yang dipercaya sejak turun temurun dari jaman dinasti. Gunung Lushan pemandangan kanan kiri dikelilingi dengan pepohonan, hawanya dingin dan sejuk.
KOTA JING DEZHEN & WUYUAN
Di hari ke tiga rombongan menuju ke kota Jingdezhen. Perjalanan dari hotel Lushan menuju kota Jingdezhen ditempuh sekitar 3 jam. Sampailah di kota Jingdezhen sekitar pukul 11.00 siang. Jingdezhen terkenal sebagai "Kota Keramik", konon sejak jaman dinasti Ming keramik dari China yang tersebar di seluruh dunia berasal dari Jingdezhen. Itu yang membuat saya penasaran ingin tahu seperti apa keramik Jingdezhen dibuat, bagaimana prosesnya dan lain sebagainya.
Kami mengunjungi museum pembuatan keramik kuno, yang dulunya diperuntukkan sebagai tempat pembuatan keramik bagi keluarga raja atau bangsawan China. Begitu masuk lokasi sudah terlihat deretan keramik-keramik yang sudah jadi dan dipajang dengan corak yang beraneka ragam dan sangat indah. Kami dibawa berkeliling melihat-lihat para pekerja pembuat keramik. Sungguh mengagumkan; sekilas pembuatan keramik dilakukan dengan proses sederhana, semuanya dikerjakan dengan manual, dibuat dengan tangan-tangan kasar, yang dengan ketekunan, konsentrasi dan curahan hati, sehingga mampu menghasilkan produk keramik yang berkualitas tinggi. Dari informasi yang saya dengar, para pekerja di situ sudah berpengalaman puluhan tahun, semua proses pembuatan keramik dikerjakan dengan tangan, proses dimulai dari dibentuknya keramik dengan menjalankan alat yang berputar-putar. Alat diputar dengan kaki sambil tangan pekerja dengan cekatan membentuk keramik, siang itu saya lihat hasil bentukan keramik tersebut adalah mangkok. Deretan mangkok yang sudah jadi dipajang bertumpuk-tumpuk. Mangkok yang baru jadi itu masih polos belum diberi corak lukisan. Di bagian lain saya lihat beberapa pekerja sedang melukis keramik, luar biasa semua keramik dihias dengan dilukis satu per satu dengan tangan. Sungguh mengagumkan mereka bekerja dengan tekun, mampu menghasilkan keramik bagus. Yang membuat saya terlebih kagum lagi adalah di museum tersebut adalah peralatan pembuatan keramik peninggalan dari jaman dinasti yang masih dipertahankan sampai sekarang.
Siang itu setelah mengunjungi Jingdezhen, kami diantarkan ke hotel yang ada di wilayah Wuyuan. Wuyuan dikenal sebagai perkampungan terindah di China. Pada hari ke empat, 21 Mei 2011 rombongan diajak mengunjungi desa Likeng. Begitu memasuki Likeng sekilas seperti berada di Suzhou, suatu desa yang bangunan-bangunan kuno di sebelah kanan kiri, di tengah-tengahnya terdapat sungai kecil membelah bangunan di kanan kiri. Desa yang indah, bangunan kuno bercat putih. Di atas sungai kecil itu dilalui perahu kecil yang bisa membawa kita berkeliling.
GUNUNG SANQING
Hari ke lima, 22 Mei 2011 rombongan dibawa berkunjung ke Gunung Sanqing. Gunung Sanqing dapat dicapai dengan naik kereta gantung, berhenti di satu titik tertentu, dari situ perjalanan dapat dicapai dengan mendaki anak tangga yang demikian banyaknya. Perjalanan sampai ke puncak Gunung Sanqing dapat ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam. Di Gunung Sanqing pemandangan sangat indah, perbukitan dan pepohonan pinus dan berbagai macam tanaman lainnya. Suasana di puncak terasa magis, seperti d surga, hening dan damai. Turun Gunung Sanqing kita harus berjalan menuruni gunung sampai tempat pemberhentian kereta gantung. Selanjutnya naik kereta gantung sampai ke bawah gunung. Sore itu berakhirlah perjalanan kami menjelajah Gunung Sanqing.
Di hari keenam, 23 Mei 2011 kami pulang ke Beijing. Perjalanan dari San Qing menuju ibukota Nanchang sekitar 3 jam. Dari bandara Nanchang pesawat menuju Beijing pukul 03.00. Sampai di Beijing rombongan menuju hotel Holiday Inn.
Dua hari di Beijing di hari ke tujuh, 24 Mei 2011 rombongan dibawa berkunjung ke Tembok Besar China. Karena saya sudah berkali-kali berkunjung ke Tembok Besar (Great Wall) pada hari itu saya minta izin tidak ikut, saya sudah ada janji dengan Due Xuewu Laoshi, dari Beijing Normal University (Universitas Keguruan Beijing). Saya ingin menjajaki hubungan kerjasama. Syukurlah kunjungan saya ke Universitas Keguruan Beijing berhasil dengan baik. Saya ingin Prodi Bahasa Mandarin Universitas Nasional dapat menjalin hubungan kerjasama dengan Universitas Keguruan Beijing. Di hari ke delapan, 25 Mei 2011 rombongan mengunjungi Lapangan Tian'anmen dan Kota Terlarang (Forbidden City).
Setelah 3 jam berkeliling di Kota Terlarang kami diundang makan siang oleh CRI. Makan siang hari itu dihadiri oleh Pimpinan CRI, beliau sangat ramah menjamu semua peserta dari 10 negara, bahkan menghadiahi souvenir khas China, lukisan Great Wall. Selesailah acara kami di China, keesokan harinya 26 Mei 2011 kami semua harus pulang ke negara kami masing-masing.
Kesan-kesan saya selama mengikuti program kunjungan ke Jiangxi :
1. CRI bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jiangxi dalam hal ini dengan Dinas Pariwisata Jiangxi dapat berkoordinasi dengan baik, sehingga perjalanan ke Jiangxi dapat berjalan lancar dan rombongan pun puas dengan pelayanan dan kerjasama yang baik. Bahkan di tiap daerah yang kami kunjungi, kami disambut pejabat setempat dengan penuh keramahan.
2. Saya kagum dengan obyek-obyek pariwisata di Jiangxi, kaya dengan pemandangan alam yang masih terjaga dengan baik. Semoga dengan penyelenggaraan program "Pesona Jiangxi", ke depan pariwisata Jiangxi akan semakin dikenal oleh konsumen wisata di luar negeri.
3. Ke depan saya ingin Departemen Pariwisata China dapat mengirimkan timnya berkunjung ke universitas-universitas di Indonesia, untuk mempresentasikan dan memperkenalkan obyek-obyek pariwisata di China. Selain itu dapat juga melalui seminar-seminar diadakan di universitas di Indonesia memperkenalkan pariwisata China.
4. Tentang obyek wisata Gunung Sanqing, saya mengusulkan agar dapat disediakan lebih banyak lagi kereta gantung, terutama untuk pengunjung dari luar negeri yang ingin menikmati pemandangan di puncak gunung yang demikian indah. Orang Indonesia jika berlibur ke luar negeri suka mengunjungi obyek wisata yang mempunyai pemandangan alam yang indah, tapi pada umumnya orang Indonesia tidak terbiasa harus berjalan jauh. Berbeda dengan kebiasaan orang China yang terbiasa jalan kaki, orang Indonesia kurang suka obyek wisata yang harus berjalan kaki mendaki gunung. Fasilitas lain adalah kurangnya air di toilet umum, jika kekurangan ini bisa diperbaiki, saya yakin ke depan pariwisata di Jiangxi akan semakin maju dan makin banyak pengunjung datang ke Jiangxi.
Terakhir, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada CRI dan Dinas Pariwisata Jiangxi yang mengundang saya mengunjungi China, semoga CRI akan semakin maju dan berkembang. Rasanya sudah tidak sabar lagi menunggu kehadiran CRI di Jakarta, Indonesia.
Salam dari Indonesia, Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2011
Titi Rahardjanti

Tidak ada komentar: