Sabtu, 28 Juli 2012

Paul Tidak Akan Lagi Bepergian Tanpa Radio Gelombang Pendek

Paul Ash, seorang pelancong Afrika Selatan tidak akan lagi bepergian tanpa radio gelombang pendek. Radio tersebut telah membawanya ke seluruh dunia dan dia telah membawanya ke seluruh dunia. (sumber: The Times Line) ...Suatu ketika di tahun 1980an ibu saya memberi sebuah radio gelombang pendek digital Sony sembilan band, radio itu setara dengan tiket udara permanen ke seluruh dunia. Malam demi malam saya mengharapkan frekuensi, berkelana bersama VOA, BBC World Service – kadang-kadang Belanda (jika saya bisa menemukannya) dan kadang Radio Moscow. Suatu malam, alih-alih mempersiapkan diri untuk ujian hari berikutnya saya malah mendengarkan runtuhnya Tembok Berlin, itu seperti perjalanan dari suatu malam musim panas di Johanesburg ke kegembiraan bersama warga Berlin ketika mereka membantu merobohkan rintangan beton tersebut dalam sebuah peristiwa yang penuh sukacita. Ketika saya memulai perjalanan radio tersebut bersama saya sebagai hiburan serta alarm – saya membayangkan jika ada masalah yang terjadi dimanapun di seluruh dunia dimana saya berada adalah BBC World Service yang pertama kali memberitahu. Radio kecil tersebut telah ke Vietnam & Kenya, Perancis & Senegal. Radio tersebut mengisi malam-malam sunyi ketika saya mengembara di Amerika. Radio tersebut juga bertahan dalam ekspedisi kayak di Danau Malawi dan memberikan hiburan yang cukup baik selama musim panas di Hotel Zambeze di Tebe, kota paling buruk di Mozambique (kalau tidak di dunia). Tahun lalu saya menukar radio tersebut dengan telepon pintar untuk perjalanan pendek ke Polandia. Tagihan roaming untuk 5 hari adalah R2500 tanpa satupun hiburan. Sekarang Sony kecil itu memiliki baterai baru, tanpa charger, tanpa biaya roaming dan gratis di udara. Emai bisa menunggu, sebagai gantinya saya akan mengirim beberapa kartu pos. (Sumber:swling.com/blog) •hind

Tidak ada komentar: