Sabtu, 28 Juli 2012

Berakhirnya RCI


Oleh: Garth Mullis
Di India dan Asia pesawat radio digunakan untuk memantau frekuensi-frekuensi yang sudah dikenal, mencari signal dari Kanada yang dikenal sebagai “kawan lama.” Aktivis China mencari dial untuk berita dari Kanada terkait unjuk rasa di Hongkong, tapi signal yang berasal dari Sackville – pemancar New Brunswick radio internasional Kanada telah lenyap sebagai korban rentetan pemangkasan anggaran.
Baru-baru ini dengan emosi tertahan Mark Montgomary menutup transmisi terakhir Radio International Canada (RCI) setelah 65 tahun siaran melalui gelombang pendek ke dunia. Stasiun radio ditutup dan anggaran dipangkas sampai 80 %.
Seperti koran dan lampu pijar, matinya radio gelombang pendek telah lama digembar-gemborkan. Namun jutaan orang yang mendengarkan RCI mungkin tidak setuju, begitu juga saya.
Sebagai seorang bocah yang hampir buta, dunia saya agak kecil. Tapi ketika saya menemukan radio gelombang pendek dunia saya menjadi berkembang. Ayah saya memasang kabel panjang di ranting tinggi pada pohon tetangga. Antena tersebut menghubungkan saya dengan sesuatu yang lebih besar, mematahkan kesepian di tahun 1980an.
Tidak seperti internet yang mudah diganggu oleh para diktator, peretas, perang, bencana alam, gelombang pendek tidak bisa sungguh-sungguh diganggu dan tidak memerlukan jaringan infrastruktur optik fiber yang besar, server dan jaringan kabel telepon bermil-mil. Tidak seperti membaca artikel ini secara online, mendengarkan radio tidak meninggalkan catatan elektronik. Podcasting telah menyababkan kebangkitan radio, namun saya tidak pernah ingin meilhat korporasi radio Vancouver/CBC Radio One berubah menjadi online saja.
Sekitar sepertiga dunia tidak memiliki akses telepon, listrik maupun internet, tapi radio gelombang pendek dengan baterai terdapat dimana-mana di dunia yang sedang berkembang dan mereka tidak akan lagi mendengar dari Kanada. Gelombang pendek menjadi pendukung terbaik ketika bentuk lain komunikasi tidak berfungsi, gelombang pendek bisa digunakan untuk berkomunikasi secara internal ketika terjadi bencana alam (ini terjadi saar badai Katrina) dan bahkan bisa memancarkan internet.
Dari 18 negara barat Kanada adalah yang ke-16 dalam pengeluaran untuk siaran publik hampir mengalahkan Selandia Baru dan AS namun kini RCI telah memangkasnya.
“Tolong Kanada, carilah cara untuk menghindari memotong lidahmu sendiri,” pinta Thomas Witherspoon – warga AS pendiri dan direktur LSM Ears To Our World.
Pada tahun 1980an 20 juta pendengar China belajar bahasa Inggris dari serial siaran RCI yang diadakan selama berbulan-bulan sebagai tambahan acara reguler. Baru-baru ini tercetus unjuk rasa pro-demokrasi di Hongkong tapi di tanah daratan China negara bisa menyensor banyak reportase dengan memblokir konten internet melalui paket analisa mendalam atau penyebaran propaganda dari blogger pemerintah. Sebelumnya jutaan dari mereka mendengarkan “Suara Kanada” RCI dan akan mengetahui berita semacam itu, malangnya website RCI diblokir di China.
Radio internasional gelombang pendek menjadi semacam sekolah lama, murah dan mudah diakses. Memungkinkan aktivis di luar negeri mengetahui apa yang direncanakan pemerintah mereka. Radio adalah bagian dari percakapan global.
Berakhirnya radio merupakan sebuah keputusan yang buruk.

Tidak ada komentar: