Pada
edisi kali ini kami ingin menampilkan sosok seorang pendengar senior yang
berdomisili di Balik Papan Kalimantan Timur yaitu Bapak Drs Jan Abraham, nama
yang tak asing lagi di deretan nama pendengar radio luar negeri. Karena sering
kali beliau berkirim surat kepada redaksi bulletin Mediator dengan topic yang
menarik tentunya, sehingga kami memutuskan untuk memuat cerita beliau untuk
berbagi kepada pembaca bulletin, semoga berkenan.
Pada
pertengahan Desember 2011 saya dan beberapa teman saya ( 5 orang ) ditugaskan
Pimpinan untuk meliput ( mengcover berita ) tentang sebab musabab runtuhnya
jembatan Mahakam di Kota Tenggarong. Kami berangkat dengan mobil dinas dan
mengumpulkan data selama kurang lebih 3
minggu. Data kami peroleh langsung dari saksi mata dan tim evakuasi yang
membantu korban pada saat kejadian tersebut. Setelah selesai pengetikan
laporan, kami langsung pulang ke Balik Papan tentu disertai foto, dokumentasi
dan lainnya.
Sejauh
ini baru 25 orang yang berhasil dievakuasi dan ada sejumlah kendaraan yang
belum bisa dievakuasi dari dasar sungai yang kedalamannya +/- 50 meter ditambah
arus yang deras dan jarak pandang yang sulit karena air yang keruh dan kotor.
Bila saya menarik kesimpulan runtuhnya jembatan itu disebabkan minimnya
maintenance, perawatan yang minim dan kontruksi jembatan yang tidak standard.
Pemerintah memang dapat membangun jembatan megah itu namun mutu dan perawatan
kurang diperhatikan. Jembatan yang baru berusia 10 tahun ( dibangun tahun 1995 ) dengan biaya ratusan milyar.
Pemerintah setempat menyebutnya Golden gate mengadopsi nama dari jembatan di
San Fransisco AS. Namun sangat disayangkan jembatan yang banyak menyerap dana
harus memakan korban jiwa dan harta. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi
Pemerintah Daerah Tenggarong Kab Kutai Kartanegara dan perhatian pemerintah
untuk membangun jembatan dengan konstruksi yang kuat dan standard di kemudian
hari ( Jan Abraham/Red. BLC )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar