Senin, 13 Januari 2014

RLC (Radio Listeners Club) , Saya dan Radio Oleh : Sugeng Santoso/R. 058



 Berkurang  sudah kerinduan sahabat-sahabat RLC Jawa Timur setelah pada Minggu, 15 Desember 2013 berhasil bertatap muka dalam acara yang dikemas dengan nama Perlok (Pertemuan Lokal) RLC dan Santap Siang bertempat di RM Prima Rasa, Jl. Ahmad Yani 166, Surabaya.
 Pertemuan berlansung hangat, akrab dan berkesan. Maklum hampir 19 tahun tidak saling tatap muka. Tepatnya setelah Perum (Pertemuan Umum) XI RLC di Ungaran, 5 dan 6 Nopember 1994. Di rumah makan yang tidak terlalu luas itu namun banyak pengunjung,  sepuluh orang dari dua puluh-an yang diundang dapat datang dengan keinginan yang sama untuk membangkitkan kembali RLC, separti keinginan sahabat-sahabat RLC dalam reuni  yang diselenggarakan pada 3 Nopember 2013, di Wonosobo. Perlok yang digagas oleh 3 serangkai, Endi Yubianto, Devi Rinawati dan Harriyadi Teja Kusuma    berjalan  ditengah-tengah pengunjung rumah makan, foto-foto dan siapa-siapa yang hadir sudah dapat dilihat di FB selang beberapa  hari setelah perlok.
Yang hadir memang tidak banyak, tetapi percayalah mereka pribadi-pribadi yang sukses dibidang masing-masing. Nurhendro Putranto, misalnya saat ini menjadi orang pertama di Balai Harta Peninggalan Jawa Timur, Asyaukanie Ong, dai yang cukup dikenal khususnya di Jawa Timur. Sedang Bung Nus Tuwanakotta dan Sugiarto, malang melintang didunia broadcast televisi dan radio.
Penampakan berubah,  yang dulu kurus, sekarang subur karena makmur. He he.. Yang dulu bujang sekarang sudah beristeri/bersuami bahkan punya anak atau cucu. Harap maklum usia hampir pasti diatas 40 tahunan. Bahkan ada yang 60 tahun lebih.
RLC adalah klub pendengar radio yang pertama saya masuki. Berjaya di tahun delapan puluhan. Selain punya beletin, yang saya ketahui punya AD/ART, ber KTA. Setelah Perum XI hampir 20 tahun yang lalu, karena satu dan lain hal mengalami kevakuman. Bersamaan dengan itu banyak  radio manca negara, yang mengurangi jam siarnya. Selanjutnya saya mendaftar jadi anggota  IDXC (Indonesian DX Club), - hampir sama dengan RLC,- tetapi lebih menjurus ke DX, punya buletin DIRGANTARA. Selanjutnya saya juga berlangganan ATENSI,  BP,   Mediator punya Bornoe Listeners Club. Juga yang online seperti M54-nya Soehartono Azhar.  Dari ber DX lah saya jadi tahu Radio Swis, Radio Sweden, Radio Canada Int., Radio French Int. Dan beberapa radio lainnya.
Tidak Ada Mantan RLC
Klub-klub pendengar radio yang hidup dengan beaya dari dan untuk anggota,  sangat mungkin mengalami berbagai kendala. Tidak mungkin  bisa terus hidup  sehat, kadang - kadang sakit. Syukurlah kalau sekarang sudah mulai sembuh. Kedepan semoga bisa lebih sehat dan muncul aktivitas dan kreatifitas dalam bentuk yang perlu dirumuskan kembali, tanpa meninggalkan dunia nguping.  Dalam kondisi  radio manca negara menghentikan  siaran bahasa Indonesianya,  RLC kini  bangkit  kembali. Dan “Keanggotaan RLC tetap melekat, tidak menjadi mantan, sesuai AD/ART” kata sahabat Lin Jin melalui FB.
Mungkin seperti itulah apa yang sekarang dialami berbagai   radio manca negara. Kiranya kelak juga dapat bangkit kembali seperti asalnya di SW. Relatif tidak murah (tergantung receivernya), tapi mudah. Tidak perlu internetan dan punya sensasi sendiri. Bagaimana dengan mendengarkan lewat radio mitra? Biasanya tidak semua acara disiarkan.  Andalus FM di Malang, misalnya menyiarkan VoA hanya mulai 06.00-07.00 tiap harinya.
Saya terkenang dengan acara Musik Untuk Anda (pk. 22.00 disiarkan 5x seminggu/Suara Amerika), Sandiwara Radionya M.Diponegoro (Jumat pk. 20.00) dan Dijenjang Malam (pk. 20.30 7xseminggu/Radio Australia) Juga Gema Warta (pk 05.10 tiap hari selepas berita/Radio Nederland), Ungkapan Pendapat ( Minggu pk 05.35/BBC), Hallo Pendengar (Minggu 19.35/SJDW} dan banyak acara lainnya.  Marilah  radio manca negara yang ada kita rawat sehingga tumbuh subur dengan sehat berbuah persahabatan dan perdamaian abadi. Tidak ada lagi penyedapan, atas nama apapun.
Berkenan dengan apa yang diatur dalam AD/ART selain Perum XI di Wonosobo, yang juga dihadiri oleh perwakilan radio manca negara antara lain Maria Sukamto (RTI), Hasan Saleh (RSI) – saya pernah menghadiri Perlok di rumah sahabat Nus Tuwanakotta, Rina Amarhosea. Perlok juga pernah diadakan di rumah saya, dihadiri Jean van de kok dari Radio Nederland.
Yang perlu  dicatat Perlok yang diadakan hari itu, merupakan perayaan hari jadi sahabat Devi Rinawati yang jatuh pada 19 Desember,  tidak sekedar kumpul-kumpul, akan tetapi diisi ceramah  Asyaukanie Ong, penyerahan bendel formulir pendaftaran RLC dari saya ke sahabat Harriyadi Teja Kusuma. Juga dibicarakan selintas rencana pertemuan di Batu atau di Malang, entah kapan waktunya. Pendapat saya  nanti pertemuan itu, juga  dibuka untuk pendengar radio, selain anggota RLC. Sebab setelah Perum RLC XI, beberapa kali ada pertemuan pendengar radio, bahkan beserta keluarga, yang diadakan bukan oleh RLC. Berjalan sukses, juga dihadiri diantaranya wakil dari VoA, RASI, RTM dan radio lainnya. Saya  sempat  menghadiri beberapa diantaranya.  (sgg_santoso@yahoo.co.id)

Tidak ada komentar: