Tahun 2011 dimulai dengan
sejumlah berita buruk —pada 1 Januari Radio Slovakia International mengakhiri
hampir seluruh emisinya di gelombang pendek disusul oleh Radio Prague pada 31
Januari. Siaran-siaran gelombang pendek yang masih tersisa dipancarkan oleh
Radio Miami dan Radio Exterior de Espana. Sebelumnya pada 29 Desember 2010
radio lain memulai siaran di gelombang pendek, Gunaz Radio dengan emisi untuk
Iran. Kita kembali mendengar Radio Wai dari Malaysia dan Cross Radio dari pulau
Pohnpei di Micronesia. Radio kristen yang disebut “Chat” yang dikenal secara
luas sebagai Radio Dardasha dimulai pada 17 Januari dari Cyprus. Pada bulan
Februari ketika terjadi siklon Yasi di Australia, Radio Australia memulai
siaran di gelombang pendek pada sejumlah stasiun lokal mereka. Pada 25 Februari
BBC mengakhiri siaran dalam sejumlah bahasa asing. Pada 11 Februari Greenland
Radio KNR menghentikan siaran di gelombang menengah dan gelombang pendek untuk
selamanya. Pada bulan Maret siaran radio Amerika Serikat dari pesawat terbang
yang disebut “Commando Solo” memulai transmisinya ke Libya. Di Antartika, radio
yang berbasis di San Gabriel Argentina memulai kembali siarannya di 15476 kHz.
Pada bulan April Belanda membeli pemancar dari Radio Sweden guna melengkapi
pusat radio baru di Madagaskar dan di AlJazair pemancar gelombang pendek baru
dipasang di Burgla. Pada bulan Mei stasiun KFBS di pulau Saipan ditutup dan
stasiun keagamaan di Amerika Serikat WTWW membeli sebuah pemancar baru. Upaya
penyiaran Family Radio dari Oakland di California yang berlangsung selama
berbulan-bulan tanpa henti yang memperkirakan hari kiamat pada 21 Mei 2011
ternyata gagal. Pada bulan Mei kita kembali mendengar Radio Quito dari Ekuador
dan La Voz de Resistencia—radio tentara gelap di Colombia. Italian Radio
Service memulai emisinya dari sebuah situs baru di Romania. Paruh kedua tahun
lalu dimulai dengan sebuah negara baru di Afrika—Sudan Selatan namun Juba Radio
Peace yang terletak di ibu kota tidak pernah memulai kembali siarannya. Pada 30
Juli, 10 tahun setelah penutupan stasuin radio Taliban, Voice of Shari`ah,
Radio Afghanistan memulai kembali siaran di gelombang pendek dengan acara-acara
dalam bahasa Inggris dan Urdu. Taliban telah melarang kepemilikan pesawat
radio, TV, komputer dan banyak peralatan lain. Pada pertengahan Agustus Radio
Voice of Africa dari Libya yang pro Gadaffi mengakhiri emisinya dan Radio Libya
kembali di gelombang pendek pada akhir Oktober. Pada 13 Agustus dipasang sebuah
pemancar radio baru “Voice of Andes” di Friesland, Jerman. Dua stasiun yang
beroperasi dari pulau Palau di Samudera Pasifik telah aktif di gelombang pendek
pada bulan September dengan siaran yang dipancarkan ke Kamboja. Pada bulan
Oktober sebuah pusat gelombang pendek baru didirikan di Venezuela dan sebuah pemancar
dipasang di Angola. Tiga bulan terakhir tahun 2011 juga membawa kabar buruk
bagi penyiaran radio, Radio Deutsche Wellw menghentikan siaran dalam bahasa
Jerman dan Radio Portugal dalam bahasa Portugis. Penutupan atau rencana
penutupan pusat radio ternama di dunia juga diumumkan seperti
Rampisham—Inggris, Trincomalee—Sri Lanka, Fontbonne yang dimiliki Trans World
Radio di Perancis dan Sines di Portugal.
(diterjemahkan
& dipublikasikan dengan izin dari Radio
Bulgaria www.bnr.bg)•hind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar