Senin, 06 Desember 2010

PERJALANAN WISATA KE SINGAPURA

Radio Singapura International (RSI) adalah stasiun radio yang paling bersinar di era 1990-an dimana saat launching radio yang berbahasa melayu ini sangat gencar promonya hingga merebak ke seluruh dunia termasuk Indonesia, bahkan pernah tercatat bahwa pendengar terbanyaknya adalah pendengar dari Indonesia. Melihat respon positif dan menggembirakan membuat RSI aktif mengadakan beberapa kali temu pendengar di Indonesia dan mengundang pendengarnya ke Singapura bahkan disediakan seksi berbahasa Indonesia. Namun akhirnya RSI ditutup dengan alasan konsentrasi ke frekuensi FM local dan internet streaming.

Sebagai pendengar setia RSI dulunya saya sangat bercita-cita dapat diundang ke sana, namun tidak terealisasi hingga stasiun ini ditutup. Walau demikian akhirnya di tahun 2010 ini keinginan terkabul dengan biaya sendiri tentunya hee.. berikut saya laporkan kepergian saya dan keluarga ke Singapura.

A. Sebelum keberangkatan

Jauh hari sebelum berangkat saya telah memberitahu teman lama saya, pendengar setia SW dan juga anggota BLC yaitu Sdr. Dick Himawan bahwa saya akan ke Singapura melalui Kota Batam dan berencana ketemu disana. Saya juga meminta alamat email mantan penyiar Kak Roslinda Rahmat dan Norshima Abdul Azis. Saya juga telah mengirim email dan surat melalui facebook untuk konfirmasi janji temu di Singapura, yang konon kedua penyiar ini masih bekerja di stasiun FM local WARNA. Saya juga berencana akan mengunjungi stasiun WARNA apabila bertemu dengan kakak penyiar tersebut. Namun hingga saya berangkat tidak ada konfirmasi lebih lanjut dan akhirnya niat saya bertemu dengan mantan penyiar RSI tidak kesampaian, kasihan yach hee… Its OK mungkin kali ini belum jodoh untuk dipertemukan.


B. Keberangkatan ke Singapura

Pada tanggal 11 September 2010 tepatnya dua hari Idul Fitri 1431 H perjalanan kami dimulai dari Pontianak dengan Batavia Air menuju Pulau Batam dijadwalkan jam 11.05 WIB tertunda menjadi 12.30 WIB (terlambat 1,5 jam) dengan waktu tempuh selama 1 jam 15 menit. Sesampai di Batam, saya langsung mencari taxi untuk menuju penginapan di Perum Legenda Malaka Batam Centre. Setelah pesan taxi saya langsung menghubungi mas Dick Himawan dengan tujuan bersua dan memberikan oleh2 khas Kalimantan dan ternyata beliau berada di Ruang Tunggu Bandara Hang Nadim juga untuk terbang ke Medan. Dalam situasi itu, akhirnya kamipun tidak bisa ketemu.

Keesokan harinya, 12 September 2010 kami melanjutkan perjalanan ke Singapura melalui Batam Centre dengan ferry ASEAN Raider I dengan biaya 27 Dollar Singapura ( Rp 184.000,-/orang) dengan jarak tempuh 45 menit Batam – Singapura. Kamipun sampai di pelabuhan Ferry Harbourfront Singapura, ada hal yang mungkin miris untuk dilihat dimana perlakuan orang passport Singapura dan Non Singapura (asing) berbeda. Orang local dengan santai masuk dengan scanner passport disediakan 4 jalur pintu masuk sementara pendatang melalui 1 jalur antrian panjang dengan pertanyaan bermacam2 ( di Indonesia kayaknya tidak begitu memperlakukan tamu ????) saya menilai cukup diskriminasi !! setelah keluar area pelabuhan tersebut kamipun bergegas mencari taxi untuk mencari tempat penginapan. Ternyata taxi disini sangat mahal, untuk jarak tempuh dekat saja harus membayar 10 dollar Singapura ( kurang lebih Rp. 68.000,-) dan akhirnya kami memutuskan untuk menginap di penginapan paling murah di Hotel Fragrance (Rose) terletak di Balestier Road seharga 89 dollar per malam ( kurang lebih Rp. 618.000,-) wao fantastis untuk ukuran kami. Informasi dari sopir taxi daerah ini cukup dekat dengan Merlion Park dan Orchard Road.


Setelah check in kamipun bergegas menikmati keindahan alam Singapura, tempat-tempat yang kami kunjungi : 1) Merlion Park – One fullerthon ; di tempat ini kami menikmati keindahan patung kepala Singa ( Merlion ) yang menjadi cirri khas Singapura. Kami juga melihat Marina Bay Hotel yang unik dengan desain Eropa dimana diatas hotel dibangun seperti perahu yang katanya terdapat kolam renang di ketinggian hotel. Huhhh…..gimana ya rasanya ??? dari tempat ini juga kami melihat kincir angin Singapore flyer dan bangunan bundar Esplanade. 2) Orchard Road ; kemudian perjalanan kami lanjutkan ke Orchard Road yang terkenal itu yang katanya banyak barang dan pakaian murah di sana dan menjadi ajang the Great Singapore Sale. Kamipun mutar2 keliling jalan Orchard Road mulai dari Lucky Plaza, Isetan, Prada, Vutton, wao disinilah kemewahan belanja ala Singapura..Ngeriii ngeliat label harga barang…. Untuk kenang2an kamipun membeli souvenir dan handphone di Lucky Plaza. Setelah capek berkeliling Orchard Road, kamipun mencari makanan dan ternyata disini ada juga masakan Indonesia lho, namanya Ayam Penyet. Namanya urusan lidah kamipun makan masakan khas Indonesia dan cocok karena sebelumnya kami mencoba makan masakan India ternyata kurang pas heee.. 3) Night Safari ; pada malam harinya kamipun kembali ke tempat wisata lainnya yaitu Night Safari, saat tiba kami disuguhi pertunjukan Bornean Tribal Performance, mempersembahkan semburan api, akrobatik. Kemudian kami melihat tempat penjualan aksesoris Night Safari dimana ditemukan tempatnya serba gelap dan suasana menyeramkan.disini juga dapat

dinikmati binatang2 malam seperti kelelawar, kucing batu, macan tutul, harimau, burung hantu, dan lainnya. Hal lain yang mengesankan adalah biaya taxi ke sini harus mengeluarkan dana sebesar 300 ribu rupiah. Lumayan khan.. bagi teman2 yang berminat kesana mungkin bisa mencoba melalui bis umum atau MRT / kereta api bawah tanah, yang sayang kami belum bisa mencoba MRT Singapura karena kami tidak tahu jalurnya heee…dan sebagai pengunjung perdana lebih enak naik taxi sambil menikmati alam Singapura.


Setelah muter2 di berbagai tempat wisata Singapura kamipun pulang ke hotel

Keesokan harinya ( 13 September 2010 ) kamipun kembali keliling Singapura, kali ini kami ke Singapore botanical garden ; disini banyak ditemui tanaman2 langka dan dipelihara keberadaannya, dapat pula dinikmati pembudidayaan bunga orchird, lambang bunga Singapura, disini juga terdapat tempat makan, tempat pertunjukan, terdapat patung pianis terkenal dan terdapat kolam yang memiliki ikan mas. Selain itu disini menjadi tempat mediasi, senam taichi serta jogging. Udaranya cukup segar karena jauh dari hingar bingar daerah perkotaan. Setelah itu kamipun pergi di Pulau Sentosa, sebuah pulau dipinggiran kota Singapura, disini kami melihat dua ekor burung raksasa ( robotic ) yang sangat menarik. Terdapat pula Universal Studio yang katanya seperti di Hollywood, tempat hiburan ala Amerika dan akhirnya kami pulang meninggalkan Singapura dengan menggunakan ferry Batam Fast menuju Batam Island.

C. Kepulangan

Pada saat di Singapura saya sempatkan memantau radio WARNA yang saat itu lagi gencar promo akan digelar hajatan akbar Singtel Singapore Grand Prix Formula 1 dan pembukaannya akan dimeriahkan artis dunia seperti Mariah Carey.
Pada tanggal 14 September 2010 kami sempatkan jalan-jalan di Kota Batam, dimana saat ini Batam lebih banyak membangun mall-mall dan perumahan elit lainnya, beginilah suasana investasi di perbatasan baik dengan Malaysia maupun Singapura. Disini juga ditemui banyak makanan khas Eropa, dicoba eneg juga deh…
Pada tanggal 15 September 2010 kamipun meninggalkan Kota Batam menuju Kota Pontianak. Saya juga berharap cerita ini menjadi referensi anda untuk jalan-jalan ke Singapura dan perlu diingat bahwa berpergian ke luar negeri bukanlah milik orang kaya saja. Kitapun sebagai pendengar radio juga bisa menikmati Negara luar. Smoga menjadi motivasi dan inspirasi anda semua, salam (Ketua BLC)

1 komentar:

Alwi Hasan mengatakan...

Menyenangkan sekali ud kerkunjung ke Singapura...tp sayang ya tidak berkunjung ke Stasiun Radio (Warna)atau Media Corp. Apa dirasa mereka tidak mau menerima kita?