Minggu, 18 November 2012

Temu Pendengar RTI – Yogyakarta 11 November 2012



Sungguh, saya tidak pernah menyangka setelah 3 tahun berlalu RTI kembali mengadakan Temu Pendengar di kota dan tempat yang sama tahun ini. Bersama kakak, sengaja tiba di tempat acara lebih awal, siapa tahu di sana sudah ada rekan-rekan sesama peserta, sempat terkejut ketika mendapati di lobi hotel tidak ada satupun wajah yang saya kenal sampai satu jam berlalu baru muncul sosok yang sudah tidak asing lagi, pak Nano dari Bantul. Setelah naik ke lantai 2 barulah menyadari ternyata sejumlah peserta yang dua diantaranya sudah dikenal – pak Siz dan pak Alwi – sudah berada di lantai dua sebelum kedatangan kami. Sambil menunggu di depan ballroom, terlihat kak Farini sibuk keluar masuk membawa sesuatu.
Sesaat kemudian registrasi peserta dimulai, nampak 2 orang yang belum saya kenal sebagai petugas melayani kami dengan ramah – teringat ketika Temu Pendengar pertama 3 tahun lalu  waktu itu kak Tommy menjadi penerima tamu dan saat saya menyebutkan nama, beliau langsung mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

Ketika sedang menunggu acara dimulai tiba-tiba dikejutkan suara seseorang menyapa dari arah belakang tempat duduk saya, “mana yang namanya Hindun?”, “saya,” jawabku, “oh...ini yang pendengar Radio Arab Saudi itu, yang sering menang sayembara?”, “ya, menangnya sudah tahun lalu,” kataku. “Bapak siapa?”, tanyaku, “Hari Santosa,” sahutnya, nama yang tidak asing lagi bagi saya setidaknya sampai baru-baru ini ketika saya mengunjungi halaman facebook RTI untuk mengetahui informasi tentang Temu Pendengar, nama itu sering memberikan komentarnya. Sejurus kemudian terlihat seseorang lewat dengan tergesa-gesa di sebelah kiri tempat duduk saya, rupanya kak Tony! Berarti acara akan segera dimulai.

Diawali dengan penayangan gambar aktivitas para penyiar RTI, dilanjutkan dengan sambutan staff RTI – seorang bekas WNI- yang mewakili pimpinan membacakan sambutan dalam bahasa Indonesia, dalam sambutan ini diungkapkan RTI telah menandatangani MOU dengan RRI pada bulan September serta disebutkan juga terjalinnya kerjasama RTI dengan kantor berita Antara, dan juga tercetus harapan untuk dukungan kepada RTI Siaran Bahasa Indonesia secara khusus dan RTI secara umum. Sambutan dari pihak stasiun mitra di Yogyakarta, Rakosa Female Radio, menyebutkan kalau acara WWW – Warna Warni Wanita – telah disiarkan di stasiun tersebut. Pemutaran video para penyiar RTI sedang menjelajahi kota Taipei mulai dari distrik Wanhua, kawasan Taipei 101 sampai pasar malam Shilin begitu mengesankan saya,  biasanya saya hanya mengetahui keunikan Taipei melalui deskripsi para penyiar RTI melalui udara saja namun kali ini bisa melihat suasana kota tersebut dengan mata kepala sendiri meskipun hanya melalui tayangan video.
Sesi tanya jawab dibuka dengan masukan dari pak Hari Santosa yang menyarankan supaya RTI melakukan penyegaran acara yang diperuntukkan bagi generasi muda dan mengharapkan agar RTI tetap bertahan di shortwave, masukan ini ditanggapi oleh kak Tony yang mengatakan bahwa RTI telah melakukan perubahan jadwal guna menghadirkan suasana baru.
Sementara itu pak Hendrik Rotinsulu mengeluhkan tentang penerimaan siaran RTI yang kurang baik, dan menggarisbawahi meskipun mendengarkan siaran shortwave tidak sejernih siaran FM namun disitulah nilai lebihnya.

“Shortwave bukan hanya milik orang-orang sepuh, kami yang muda-muda juga ada yang suka shortwave,” pernyataan dari Sefrizal Arga ini disambut dengan tawa para peserta. Pendengar belia ini juga mengharapkan agar acara-acara RTI bisa disiarkan lebih luas lagi di tanah air.

Sebelum acara diakhiri, pak haji Kustiono mengajarkan bagaimana cara membuat agar penerimaan siaran shortwave bisa lebih jelas yaitu dengan longwire antenna, pembuatan antenna tersebut sangat mudah hanya dengan memanfaatkan kabel serabut sepanjang 10 meter yang dikaitkan ke tiang ataupun pohon dengan biaya pembuatan sekitar Rp. 20.000,00.  Informasi tentang pembuatan antenna ini nampaknya disambut baik oleh kak Tony yang menjanjikan akan memuat sketsa cara pemasangan antenna dalam bulletin RTI.

Temu Pendengar kedua ini sangat membekas dalam hati saya dimana selain bertemu 2 penyiar RTI saya juga berkesempatan untuk bertemu muka dengan para senior yang sudah lama tidak saya jumpai serta berkenalan dengan pendengar lainnya. Sangat menggembirakan acara Temu Pendengar RTI dapat berjalan dengan sukses namun ballroom tempat terselenggaranya acara yang menyusut jadi lebih sempit dari 3 tahun lalu membuat sejumlah momen penting selama acara berlangsung tidak bisa didokumentasikan dengan baik. (hind)

Tidak ada komentar: