Kali ini kami tampilkan opini kakak penyiar Radio Gelombang Pendek (SW) terkait dengan keunggulan radio gelombang pendek dan wacana penutupan jalur SW oleh Voice Of America. Topic ini hasil opini melalui media facebook dan berikut cuplikannya.
Mang Hidayat Djayamihardja – Radio Australia
RASI tidak akan pernah ditutup sebab lokasinya berada di kawasan yang rawan, rawan politik dan rawan bencana. Biarpun dunia televisi sudah mendominasi dunia, tapi SW akan tetap diperlukan. Contohnya: Rakyat Fiji belakangan hanya cinta televisi. Berita dari seluruh pelosok dunia bisa dilihat di negara pulau itu. Tapi ketika militernya kup, semua saluran televisi luar negeri disegel. Dan rakyat harus tunduk di bawah order militer Fiji. Dalam kondisi itu SW Radio Australia mendadak naik daun lagi. Orang mendengar berita tentang negeri mereka dari Radio Australia. Persis seperti di Indo zaman Orde Baru kalau menyangkut soal Timor Timur, gerakan Petisi 50 dan lain sebagainya.
Juga kalau ada bencana alam seperti tsunami dan gempa hebat, SW akan tetap diperlukan. Menara TV hancur, SW tetap bisa didengar asal anda tetap punya radionya. Biar kecil radio SW bisa nangkap berita, tidak demikian dengan televisi 'kan.
Juga kalau ada bencana alam seperti tsunami dan gempa hebat, SW akan tetap diperlukan. Menara TV hancur, SW tetap bisa didengar asal anda tetap punya radionya. Biar kecil radio SW bisa nangkap berita, tidak demikian dengan televisi 'kan.
Bang Eka Tanjung – Radio Nederland
Wah sayang sekali keputusan Voice Of America itu ya.. untuk kawan2 DXers. Radio Nederland makin kesepian aja nih di SW... Radio Nederland untuk enam bulan kedepan masih tetap ada di SW, selain mulai merambah ke internet pula. Doakan saja semoga Ranesi tetap berada di SW ya..
Bang Rane Hafidz – Radio Jepang
Rudy, buat saya pelajaran berharga dari Radio Singapura dan radio SW lain yang tutup adalah karena investasi di siaran SW itu ternyata besar sekali. Saya pribadi tidak percaya kalau radio SW itu sudah ketinggalan jaman karena sifat radio SW itu punya keunggulannya sendiri. Masalahnya adalah pilihan media makin banyak sehingga makin jarang yang mendengarkan. Sejauh ini sih Radio Jepang lancer-lancar saja. Apalagi ada beberapa petingginya yang memang DX-ers sejati. Semoga bisa terus bertahan ya.
1 komentar:
Tak dapat dipungkiri perkembangan teknologi dari masa ke masa telah menggeser semuanya, sejak krisis ekonomi, tak hanya stasiun radio berusaha memangkas biaya operasional mereka. SW memang memerlukan banyak biaya dibandingkan dengan internet
Posting Komentar