Baik buruk hubungan dua negara
tidak hanya ditentukan para politikus. Penyiar seperti Nuim Khaiyath
justru mendapat tempat penting dalam hubungan Indonesia-Australia. Lewat
program siaran yang dipandu nya di Radio Australia, rakyat kedua negara
saling membahas isu aktual dengan lebih santai dan tanpa rasa saling
curiga.
“Assalamu”alaikum, apa kabar” Kalau ada matahari, jangan
lupa jemur tilam dan bantal. Hati-hati di jalan. Kalau ter langgar
becak, enyah lah badan.” Kata-kata yang terdengar bersemangat itu selalu
dirindukan ribuan pendengar setia Radio Australia setiap pagi. Ungkapan
dengan suara bariton khas penuh energi itu terlontar dari mulut Nuim
Khaiyath atau yang bernama lengkap Nuim Mahmud Khaiyath.
Nuim
lahir di Medan, tepatnya di tepi Sungai Deli, 74 tahun silam. Anak dari
ayah keturunan Arab dan ibu keturunan Melayu Deli. Dia sejak masih muda
terjun ke dunia jurnalistik. Belum selesai kuliah di Fakultas Sastra
Universitas Islam Sumut (UISU), Nuim bekerja sebagai wakil pemimpin
redaksi koran berbahasa Inggris terbitan Medan, The Deli Times.
Dia
menceritakan, takdir yang membuat dirinya banyak berkarir di
mancanegara itu diawali ketika mulai muncul rasa penasaran yang besar
terhadap kampung halaman ayahnya di Timur Tengah.
Kesempatan
mengunjungi kampung halaman sang ayah datang ketika usia Nuim menjelang
20 tahun. “Saya mendapat kesempatan naik kapal Malaysia bernama Kuala
Lumpur ke Arab Saudi. Kapalnya sih besar, tapi mesinnya kecil. Karena
itu, berkali-kali berhenti di tengah laut,” kenang nya.
Setelah
perjalanan laut berbulan-bulan, dia akhirnya sampai juga di tujuan.
Karena berstatus ilegal, Nuim harus berkali-kali menyamar agar tidak
terkena razia. “Saya sering pakai jilbab dan cadar agar tidak ketahuan.
Namun, se lihai-lihai saya bersembunyi, akhirnya ketahuan dan ke tangkap
juga,” ujarnya.
Namun, bukan anak Medan jika tidak bisa
bersiasat. Agar tidak dijebloskan ke tahanan, Nuim menawarkan diri
menjadi guru bahasa Inggris dan siap dipulangkan jika selesai musim
haji. Tawaran itu ternyata diterima, bahkan keterusan.
“Saya malah
ditawari posisi mengisi siaran bahasa Indonesia di radio pemerintah
Saudi,” ungkapnya. Nah, sejak itulah karir Nuim di radio mancanegara
bermula.
Pada 1964, Nuim merambah Eropa dengan menjadi penyiar di
BBC”s Indonesian Service yang berpusat di London selama tiga tahun.
Lalu, bersiaran selama tiga tahun pula, tetapi di Radio Australia Siaran
Bahasa Indonesia (Rasi). Pada 1970, dia kembali bersiaran di BBC London
hanya selama dua tahun.
Sejak 1972, Nuim kembali bersiaran di
Rasi. Bahkan, pada 1998, dia mulai memimpin Rasi. Kedua telinga saya
mengenal suara kakek kelahiran Gang Bengkok, Medan, Sumatera Utara,
lewat Delta FM dan kini Lite FM (dulu Ramako).
Dengan jam terbang
sedemikian banyak, beragam acara sudah dibuat dan populer karena
disiarkan Nuim. Misalnya, Sabtu Gembira (Samba) yang dibawakan dengan
logat Melayu Medan. Ada juga Dunia Olah Raga, Perspektif, dan
kadang-kadang duet dengan Nina Yusac dalam Dunia Wanita serta berita
internasional.
Karena banyaknya permintaan, acara-acara yang
diasuh Nuim disiarkan pula oleh radio-radio di Indonesia seperti Radio
Delta FM setiap Sabtu pagi . Selain itu, dia tampil dalam siaran Radio
Ramako FM setiap Senin pagi dalam acara Poros Jakarta Melbourne.
Ketika
menyaksikan bagaimana Nuim bersilat lidah di ruang siaran. Dengan suara
renyah nya, penggemar sayur nangka itu fasih mengulas beragam topik.
Mulai politik, ekonomi, sosial, budaya, dan olahraga.
Ingatan Nuim
luar biasa. Kutipan dari filsuf Yunani diucapkan sejelas mengutip sabda
Muhammad SAW dan ayat-ayat suci. Semua itu dilakukan dengan hanya
berbekal secarik kertas yang disiapkan Oska Setyana, warga negara
Indonesia (WNI) juga yang menjadi produser acara. “Saya harus sadar
umur. Saya tetap perlu catatan tentang garis besar topik,” ujarnya saat
ditanya tentang isi catatan nya.
Bersamaan dengan kunjungan
rombongan senior editor dari Indonesia pekan lalu, Nuim menyiapkan
pembahasan tentang pengaruh media terhadap prospek Pemilu 2014 dalam
program bahasa Indonesia yang diasuhnya. Dengan tangkas, Nuim membagi
pertanyaan, memberikan pernyataan, dan sesekali menyelipkan humor serta
pantun.
Karena itu, program siaran bahasa Indonesia di Radio
Australia yang berdurasi 30 menit tersebut berlangsung sangat menarik.
“Berpantun memang ciri yang terus saya jaga, karena tempat jatuh
dikenang, konon pula tempat bermain,” ujar Nuim lagi-lagi sambil
berpantun.
Dengan semua kepiawaian tersebut, sangat banyak julukan
yang pantas dilekatkan kepada Nuim. Misalnya, ensiklopedia berjalan,
juru cerita yang piawai, gudang lelucon berbagai bangsa dan budaya,
serta penceramah agama.
Hebatnya, meski sudah menetap di
Australia, tepatnya di Kota Merlbourne, selama berpuluh-puluh tahun
(sejak 1974), Nuim masih tetap kukuh menyandang status warga negara
Indonesia (WNI). Padahal, iming-iming keringanan hingga pembebasan
pajak, asuransi kesehatan, dan berbagai kemudahan akan langsung
diberikan pemerintah Australia kalau saja dia bersedia menjadi warga
negara Australia.
“Istri saya yang paling heran dan sering ngotot agar saya mempertimbangkan tawaran Australia,” ujarnya Nuim.
Namun, meski menolak disebut seorang nasionalis, Nuim punya perasaan,
jika lahir di Indonesia, kebahagiaan terbesar juga adalah dirinya harus
mati sebagai warga negara Indonesia. “Bangsa kita sangat besar dengan
alam dan orang-orang yang luar biasa. Tidak ada alasan untuk tidak
bangga,” tegasnya.
Meski demikian, Nuim membebaskan seluruh
keluarganya untuk mengikuti prinsipnya atau memilih menjadi warga negara
Australia. “Soal-soal pribadi seperti itu, saya serahkan saja ke
mereka,” katanya.
Tidak hanya bersiaran, pada Februari 2009, Nuim
menerbitkan buku berjudul Dunia di Mata Nuim Khaiyath. Dalam buku
pertamanya itu, Nuim membahas aneka topik, mulai Obama, Israel, dan
Amerika. Dia juga masih aktif menulis di rubrik Opini Nuim pada
penerbitan OZ Indo Post Magazine.
“Saya ini paling sulit mendokumentasikan apa saja yang saya siarkan. Dengan buku, tentu lebih tertata dan bisa abadi,” katanya.
Dengan empat anak dan beberapa cucu, Nuim kini mengaku lebih banyak
menikmati hidup dengan berenang, berwisata ke Indonesia, dan mengunjungi
kolega serta teman lama. Dia betul-betul menerapkan prinsip hidup yang
sering dibagikan pada akhir siaran: “Sukai lah apa yang Anda kerjakan,
jangan hanya mengerjakan apa yang Anda sukai!” (ar/jpnn)
Jalan Penjajap Timur 3A Pemangkat 79453 Kalimantan Barat - Indonesia Telepon 0562-243873 HP.085654686895
Rabu, 11 Juni 2014
Programa NHK World 12 sd 15 Juni 2014
12 Juni (Kamis) | Piala Dunia Inas: Ajang Sepak Bola bagi Tunagrahita Tim sepak bola tunagrahita Jepang (Foto milik JFFID) Kejuaraan Piala Dunia Inas yang diselenggarakan untuk para atlet tunagrahita akan digelar dua bulan setelah Piala Dunia FIFA berlangsung di Brasil. 16 negara ikut ambil bagian dalam Piala Dunia Inas tersebut. Dalam Fokus Radio Jepang kali ini kami akan bertanya kepada penjaga gawang Jepang Hidemitsu Uchibori tentang persiapan dan harapannya atas kejuaraan tersebut. Pojok Tamatebako Wawancara pendengar dari Lombok, NTB. |
---|---|
13 Juni (Jumat) | Ayo Masak Makanan Jepang: Iwashi hambagu atau burger sarden (Kiri) Bahan-bahan (Kanan) Hasil jadi Panen ikan sarden di Jepang berlangsung di bulan Juni dan Oktober saat ikan jenis itu tengah gemuk-gemuknya. Kami akan mengajak Anda untuk membuat burger sarden dengan mencincang dagingnya, membuatnya menjadi bentuk oval dan kemudian dipanggang di penggorengan. |
14 Juni (Sabtu) | Budaya Pop Jepang: Budaya Karaoke Jepang (Kiri) Boks karaoke untuk satu orang yang ingin bebas bernyanyi (Kanan) Kompetisi karaoke ©XING INC. Industri karaoke Jepang saat ini semakin menguat. Mesin karaokenya terus berkembang dan beberapa di antaranya kini menggunakan kabel yang bisa menghubungkan dua penyanyi yang berada di tempat berbeda. Sementara di tempat karaoke lainnya, para penyanyi bisa berkompetisi menyanyikan lagu milik bintang idolanya. Kami akan membahas perkembangan terbaru budaya karaoke Jepang, mulai dari mesin mutakhir hingga cara baru untuk bersenang-senang dengan mesin karaoke tersebut. Belajar Bahasa Jepang (Ulangan) Pelajaran 10: Terima kasih banyak atas dukungan Anda selama ini Kuon akan mengunjungi seorang pelanggan minggu depan untuk mencoba menjual sebuah produk baru. Dia menelepon pelanggan itu sebelumnya untuk memastikan waktu dan hari kunjungannya. |
15 Juni (Minggu) | Halo Dari Tokyo Setiap hari Minggu, kami membacakan surat, menjawab pertanyaan serta memutarkan lagu-lagu permintaan para pendengar. |
Para pendengar mendukung kedaulatan dan keadilan Vietnam di Laut Timur
07 Juni 2014 - 17:30:00
(VOVworld)
- Saudara-saudara pendengar! Informasi tentang penempatan anjungan
minyak Haiyang Shiyou 981 secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi
eksklusif dan landas kontinen Vietnam telah selalu dimutakhirkan di
berbagai media massa, khususnya pada gelombang penyiaran dan di Website
vovworld.vn dari Kanal Siaran Luar Negeri Radio Suara Vietnam (VOV)
melalui dua belas bahasa yalah Vietnam, Inggris, Perancis, Rusia,
Jerman, Mandarin, Jepang, Spanyol, Laos, Thailand, Kamboja, Indonesia
dari 2 Mei 2014 sampai sekarang. Sudah genap sebulan sejak informasi
yang pertama tentang kasus ini di disiarkan pada gelombang siaran, VOV
telah menerima banyak surat post, E-mail dan komentar yang dikirim oleh
para pendengar dan pembaca di dunia, menyatakan kutukan terhadap
tindakan salah Tiongkok tersebut, bersamaan itu menyatakan dukungan
terhadap Vietnam dan langkah-langkah yang digunakan oleh Vietnam untuk
menangani ketegangan sekarang ini.
Sahabat-sahabat Internasional mendukung kedaulatan Vietnam
terhadap kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa.
(Foto: vnexpress.net)
Saudara-saudara pendengar telah menyatakan protes keras dan mengutuk penempatan anjungan minyak Haiyang Shiyou 981 secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam dan beranggapan bahwa ini merupakan tindakan salah yang melanggar hukum internasional. Pendengar Jerman, Alfred Albert mengatakan bahwa ini merupakan tindakan yang “memalukan”, “memperlihatkan intrik berkuasa sendiri dan tidak menghormati negara-negara kecil”. Sedangkan, pendengar dari kota Tokyo, Jepang, Kai Motoffumi mengatakan bahwa “ Saya merasa gusar terhadap tindakan Tiongkok yang menghina hukum internasional akhir-akhir ini. Media massa Jepang memberitakan banyak informasi tentang Tiongkok yang melanggar kedaulatan zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam, menabrak dan menyeruduk kapal ikan Vietnam. Juru bicara Tiongkok sampai saat ini hanya mengulang-ulangi haluan sefihak yang tidak punya dasar. Pada masa belakangan ini, saya mendengar VOV untuk mencari tahu tentang kebenaran mengenai masalah ini. Hal ini tidak bisa diterima oleh komunitas internasional”.
Sahabat -sahabat internasional menjunjung tinggi gambar Presiden Ho Chi Minh dalam pawai mendukung kedaulatan Vietnam di Laut Timur.
(Foto: nguyentandung.org)
Dari Jepang, pendengar Ishikawa Atsushi memberitahukan bahwa “Media massa Jepang akhir- akhir ini juga memuat banyak berita yang bersangkutan dengan sengketa di Laut Timur antara Vietnam dan Tiongkok. Semua negara menunggu penanganan terhadap ketegangan dengan langkah damai”.
Pendengar Kogasahara Takashi memberitahukan bahwa melalui informasi yang disampaikan oleh VOV dan gambar-gambar yang dilihat melalui video clip yang ditayangkan oleh wartawan NHK (Jepang), para pendengar melihat dengan jelas bahwa kapal Tiongkok telah menyeruduk kapal-kapal pelaksana hukum fihak Vietnam. Ketika menyatakan pandangan tentang tindakan salah Tiongkok, pendengar Thailand, Attapon beranggapan bahwa “ini merupakan tindakan terang-terangan, melanggar hukum internasional, tidak memperdulikan kutukan internasional dan melanggar secara serius kedaulatan Vietnam”.
Tindakan tidak sah Tiongkok tersebut sedang menimbulkan instabilitas-instabilitas, berpengaruh terhadap keamanan kawasan, oleh karena itu, menurut pendengar Perancis, Michel Minouflet: “Tidak ada orang di dunia yang bisa tidak ambil peduli tindakan Tiongkok yang melanggar kedaulatan dan menempatkan anjungan pengeboran minyak Haiyang Shiyou 981 secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam. Saya berharap supaya negara tetangga saudara-saudara akan cepat menangani masalahnya dengan langkah damai dan tidak membuat situasi menjadi bertambah tegang”.
Disamping mengutuk dan memprotes tindakan salah Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam, para pendengar juga memberikan dorongan semangat kepada rakyat Vietnam, memanifestasikan dukungan terhadap rakyat Vietnam peminca damai. Pendengar Kamboja, Hean Saram berbagi pandangannya bahwa: “ Saya dan istri saya merasa khawatir terhadap ketegangan antara Vietnam dan Tiongkok dalam masalah Laut Timur dan dua kepulauan yang bersangkutan. Menurut kami, fihak Tiongkok harus menghargai hukum internasional. Kami berharap supaya dua negara akan menangani masalah ini dengan langkah damai untuk mempertahankan lingkungan politik dan ekonomi yang damai dan berkembang”.
Dari Jambi, Indonesia, saudara M.Zainal telah mengirim Email dengan isi bahwa “Indonesia dan negara-negara ASEAN mendukung Vietnam dan berharap supaya semua sengketa di Laut Timur cepat ditangani melalui perbahasan. Mudah-mudahan, Tiongkok bisa menyedari tindakan-nya yang salah dalam melanggar kedaulatan Vietnam”.
Sedangkan, saudara Eddy Setiawan di Jakarta Timur, Indonesia mengatakan: “Saya merasa menyesal terhadap tindakan-tindakan Tiongkok yang telah berpengaruh terhadap rakyat dan negara Vietnam. Mudah-mudahan, dengan pernyataan - pernyataan protes dari banyak negara di dunia, Tiongkok bisa memahami tindakannya yang salah dan masalah ini cepat ditangani dan tidak menimbulkan kerugian terhadap rakyat dan bangsa Vietnam”.
Ilustrasi.
(Foto: nguyentandungorg))
Sementara itu, pendengar Amerika Serikat, Mike Gorttfried di Princeton mendukung Vietnam dengan cara kongkrit: “Saya akan mengirim surat kepada para pemimpin Washington untuk mendesak mereka memanifestasikan solidaritas antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Vietnam dalam masalah ini bagi Tiongkok. Memang tidak adil ketika mereka melanggar zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam. Hanya ada solusi-solusi damai dan menggunakan hukum, barulah bisa menciptakan masa depan yang lebih baik antara negara-negara. Amerika Serikat sepenuhnya mendukung Vietnam. Semuanya demi perdamaian. Tiongkok segera menghentikan tindakan-tindakan provokatif terhadap sahabat Vietnam kami”.
Dari Spanyol, pendengar Robert Diez Echevarria mengatakan: “Semua sengketa antara Vietnam dan Tiongkok perlu ditangani melalui dialog. Satu langkah damai akan membantu membangun perdamaian di dunia”. Banyak pendengar juga sependapat dengan pendengar Robert Diez Echevarria dalam menangani ketegangan di Laut Timur. Dalam surat kepada program siaran bahasa Thailand, saudara Attapon memberitahukan: “Saya sependapat dengan cara Vietnam ialah menangani-nya secara damai dan tidak menggunakan kekerasan. Semoga, Vietnam mencapai sukses dalam menangani masalah ini”.
Tidak hanya para pendengar di negara-negara lain saja, melainkan pendengar Tiongkok juga melihat bahwa penempatan anjungan minyak Haiyang Shiyou 981 secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam adalah tindakan yang salah. Pendengar Tiongkok, Zhang Pei Qiang telah mengirim umpan balik ke halaman website www.vovworld.vn dengan isi: “Mudah-mudahan, situasi akan tidak berpengaruh serius terhadap hubungan antara dua negara dan tidak berkembang menjadi bentrokan seperti pada tahun 1979. Kalau memulai perang, maka kedua fihak akan menderita korban-korban, maka dua negara perlu dengan melalui perundingan untuk meminimalkan ketegangan. Sekarang ini, baik Tiongkok daratan, Taiwan dan Vietnam bersama-sama menyatakan kedaulatan di Laut Timur, akan tetapi menurut saya, kepulaan Shisa yang disebutkan Vietnam sebagai Hoang Sa adalah milik Vietnam, karena baik Tiongkok daratan maupun Taiwan sejak dulu sampai sekarang belum pernah benar-benar menguasai wilayah laut ini”
Para pendengar! Bersama dengan dukungan dari sahabat-sahabat internasional, pendapat-pendapat dan doprongan semangat dan dukungan para pendengar dari banyak negara di dunia merupakan simpathi yang bernilai terhadap rakyat Vietnam. Rakyat Vietnam selalu mencintai perdamaian dan juga menginginkan agar ketegangan di Laut Timur sekarang ditangani. Kami berterimakasih kepada saudara-saudara yang telah berjalan seperjalanan dengan bangsa Vietnam dalam perjuangan demi perdamaian.
Saudara-saudara pendengar! Kami akan terus memutakhirkan dan menyampaikan informasi yang bersangkutan dengan peristiwa ini kepada saudara-saudara di semua acara warta berita VOV dan dimuat pada Website dengan nama domain: www.vovworld.vn./.
Sahabat-sahabat Internasional mendukung kedaulatan Vietnam
terhadap kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa.
(Foto: vnexpress.net)
Saudara-saudara pendengar telah menyatakan protes keras dan mengutuk penempatan anjungan minyak Haiyang Shiyou 981 secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam dan beranggapan bahwa ini merupakan tindakan salah yang melanggar hukum internasional. Pendengar Jerman, Alfred Albert mengatakan bahwa ini merupakan tindakan yang “memalukan”, “memperlihatkan intrik berkuasa sendiri dan tidak menghormati negara-negara kecil”. Sedangkan, pendengar dari kota Tokyo, Jepang, Kai Motoffumi mengatakan bahwa “ Saya merasa gusar terhadap tindakan Tiongkok yang menghina hukum internasional akhir-akhir ini. Media massa Jepang memberitakan banyak informasi tentang Tiongkok yang melanggar kedaulatan zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam, menabrak dan menyeruduk kapal ikan Vietnam. Juru bicara Tiongkok sampai saat ini hanya mengulang-ulangi haluan sefihak yang tidak punya dasar. Pada masa belakangan ini, saya mendengar VOV untuk mencari tahu tentang kebenaran mengenai masalah ini. Hal ini tidak bisa diterima oleh komunitas internasional”.
Sahabat -sahabat internasional menjunjung tinggi gambar Presiden Ho Chi Minh dalam pawai mendukung kedaulatan Vietnam di Laut Timur.
(Foto: nguyentandung.org)
Dari Jepang, pendengar Ishikawa Atsushi memberitahukan bahwa “Media massa Jepang akhir- akhir ini juga memuat banyak berita yang bersangkutan dengan sengketa di Laut Timur antara Vietnam dan Tiongkok. Semua negara menunggu penanganan terhadap ketegangan dengan langkah damai”.
Pendengar Kogasahara Takashi memberitahukan bahwa melalui informasi yang disampaikan oleh VOV dan gambar-gambar yang dilihat melalui video clip yang ditayangkan oleh wartawan NHK (Jepang), para pendengar melihat dengan jelas bahwa kapal Tiongkok telah menyeruduk kapal-kapal pelaksana hukum fihak Vietnam. Ketika menyatakan pandangan tentang tindakan salah Tiongkok, pendengar Thailand, Attapon beranggapan bahwa “ini merupakan tindakan terang-terangan, melanggar hukum internasional, tidak memperdulikan kutukan internasional dan melanggar secara serius kedaulatan Vietnam”.
Tindakan tidak sah Tiongkok tersebut sedang menimbulkan instabilitas-instabilitas, berpengaruh terhadap keamanan kawasan, oleh karena itu, menurut pendengar Perancis, Michel Minouflet: “Tidak ada orang di dunia yang bisa tidak ambil peduli tindakan Tiongkok yang melanggar kedaulatan dan menempatkan anjungan pengeboran minyak Haiyang Shiyou 981 secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam. Saya berharap supaya negara tetangga saudara-saudara akan cepat menangani masalahnya dengan langkah damai dan tidak membuat situasi menjadi bertambah tegang”.
Disamping mengutuk dan memprotes tindakan salah Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam, para pendengar juga memberikan dorongan semangat kepada rakyat Vietnam, memanifestasikan dukungan terhadap rakyat Vietnam peminca damai. Pendengar Kamboja, Hean Saram berbagi pandangannya bahwa: “ Saya dan istri saya merasa khawatir terhadap ketegangan antara Vietnam dan Tiongkok dalam masalah Laut Timur dan dua kepulauan yang bersangkutan. Menurut kami, fihak Tiongkok harus menghargai hukum internasional. Kami berharap supaya dua negara akan menangani masalah ini dengan langkah damai untuk mempertahankan lingkungan politik dan ekonomi yang damai dan berkembang”.
Dari Jambi, Indonesia, saudara M.Zainal telah mengirim Email dengan isi bahwa “Indonesia dan negara-negara ASEAN mendukung Vietnam dan berharap supaya semua sengketa di Laut Timur cepat ditangani melalui perbahasan. Mudah-mudahan, Tiongkok bisa menyedari tindakan-nya yang salah dalam melanggar kedaulatan Vietnam”.
Sedangkan, saudara Eddy Setiawan di Jakarta Timur, Indonesia mengatakan: “Saya merasa menyesal terhadap tindakan-tindakan Tiongkok yang telah berpengaruh terhadap rakyat dan negara Vietnam. Mudah-mudahan, dengan pernyataan - pernyataan protes dari banyak negara di dunia, Tiongkok bisa memahami tindakannya yang salah dan masalah ini cepat ditangani dan tidak menimbulkan kerugian terhadap rakyat dan bangsa Vietnam”.
Ilustrasi.
(Foto: nguyentandungorg))
Sementara itu, pendengar Amerika Serikat, Mike Gorttfried di Princeton mendukung Vietnam dengan cara kongkrit: “Saya akan mengirim surat kepada para pemimpin Washington untuk mendesak mereka memanifestasikan solidaritas antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Vietnam dalam masalah ini bagi Tiongkok. Memang tidak adil ketika mereka melanggar zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam. Hanya ada solusi-solusi damai dan menggunakan hukum, barulah bisa menciptakan masa depan yang lebih baik antara negara-negara. Amerika Serikat sepenuhnya mendukung Vietnam. Semuanya demi perdamaian. Tiongkok segera menghentikan tindakan-tindakan provokatif terhadap sahabat Vietnam kami”.
Dari Spanyol, pendengar Robert Diez Echevarria mengatakan: “Semua sengketa antara Vietnam dan Tiongkok perlu ditangani melalui dialog. Satu langkah damai akan membantu membangun perdamaian di dunia”. Banyak pendengar juga sependapat dengan pendengar Robert Diez Echevarria dalam menangani ketegangan di Laut Timur. Dalam surat kepada program siaran bahasa Thailand, saudara Attapon memberitahukan: “Saya sependapat dengan cara Vietnam ialah menangani-nya secara damai dan tidak menggunakan kekerasan. Semoga, Vietnam mencapai sukses dalam menangani masalah ini”.
Tidak hanya para pendengar di negara-negara lain saja, melainkan pendengar Tiongkok juga melihat bahwa penempatan anjungan minyak Haiyang Shiyou 981 secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam adalah tindakan yang salah. Pendengar Tiongkok, Zhang Pei Qiang telah mengirim umpan balik ke halaman website www.vovworld.vn dengan isi: “Mudah-mudahan, situasi akan tidak berpengaruh serius terhadap hubungan antara dua negara dan tidak berkembang menjadi bentrokan seperti pada tahun 1979. Kalau memulai perang, maka kedua fihak akan menderita korban-korban, maka dua negara perlu dengan melalui perundingan untuk meminimalkan ketegangan. Sekarang ini, baik Tiongkok daratan, Taiwan dan Vietnam bersama-sama menyatakan kedaulatan di Laut Timur, akan tetapi menurut saya, kepulaan Shisa yang disebutkan Vietnam sebagai Hoang Sa adalah milik Vietnam, karena baik Tiongkok daratan maupun Taiwan sejak dulu sampai sekarang belum pernah benar-benar menguasai wilayah laut ini”
Para pendengar! Bersama dengan dukungan dari sahabat-sahabat internasional, pendapat-pendapat dan doprongan semangat dan dukungan para pendengar dari banyak negara di dunia merupakan simpathi yang bernilai terhadap rakyat Vietnam. Rakyat Vietnam selalu mencintai perdamaian dan juga menginginkan agar ketegangan di Laut Timur sekarang ditangani. Kami berterimakasih kepada saudara-saudara yang telah berjalan seperjalanan dengan bangsa Vietnam dalam perjuangan demi perdamaian.
Saudara-saudara pendengar! Kami akan terus memutakhirkan dan menyampaikan informasi yang bersangkutan dengan peristiwa ini kepada saudara-saudara di semua acara warta berita VOV dan dimuat pada Website dengan nama domain: www.vovworld.vn./.
Langganan:
Postingan (Atom)